Wed. Oct 16th, 2024
Eleine Magdalena

Eleine MagdalenaPenulis buku-buku best seller

TEMPUSDEI.ID (11/1/21)

 “Kitab Suci adalah sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan.”

Maria sudah empat tahun ini rajin membaca Kitab Suci setiap hari. Baginya, Kitab Suci adalah sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan.

Suatu kali Maria belajar salah satu cara meditasi menggunakan Kitab Suci. Maria diajak untuk membaca satu perikop dalam Kitab Suci. Dalam merenungkan kisah itu, Maria mengambil satu peran dalam kisah dalam Kitab Suci. Lalu ia membayangkan bercakap-cakap dengan Yesus. Dari percakapan inilah Maria menangkap pesan Yesus bagi dirinya pribadi.

Maria membaca Kitab Suci lima perikop setiap hari. Awalnya Maria membaca dan mempelajari keseluruhan Kitab Suci sehingga ia terbantu mengerti garis besar rencana keselamatan Tuhan sejak Perjanjian Lama sampai dengan Perjanjian Baru.

Ketika membaca dan mendalami kisah Musa dalam Kitab Keluaran, Maria sendiri “masuk” dalam kisah tersebut. Ketika Musa membawa orang-orang Israel ke luar dari Mesir dan berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun, Maria merasa dirinya ada di sana bersama rombongan Musa.

Ketika Tuhan membelah Laut Merah dengan perantaraan angin timur, demikianlah Maria telah seringkali melihat keajaiban dan penyertaan Tuhan dalam hidupnya. Namun, masih sering Maria merasa kurang percaya serta meragukan kasih setia Tuhan. Maria menyadari dirinya sebagai orang yang keras hati, tegar tengkuk yang memerlukan pertobatan terus-menerus.

Suatu ketika Maria mengalami masalah berat. Sepuluh tahun lalu suaminya dipanggil Tuhan. Maria seorang diri harus membesarkan kedua anaknya yang saat itu masih berusia 12 tahun dan 10 tahun. Di saat masih berduka karena kepergian suami yang mendadak, keluarga dari pihak mertua menuntut sebagian dari harta suami Maria. Maria harus bolak-balik ke kantor polisi karena pengaduan pihak keluarga mertuanya. Padahal sama sekali mereka tidak mempunyai hak atas warisan dari suaminya. Masalah ini berlangsung selama tujuh tahun. Sulit bagi Maria menerima perlakuan pihak keluarga suami. Di saat merasa sendirian, ia datang kepada Tuhan lewat Mazmur. Setiap doa dan jeritan hatinya terwakili dalam Mazmur. Hal ini dilakukan setiap hari.

Sabda Tuhan yang dibaca setiap hari, menumbuhkan imannya sehingga ia percaya kebaikan Tuhan.

Ia bersandar sepenuhnya kepada Tuhan. Ia menyerahkan hidupnya dan anak-anak kepada Tuhan sebagai satu-satunya Penolong yang diandalkan dan Hakim yang adil sebagai Pembelanya. Hal ini membuatnya tidak takut ataupun gentar atas yang akan terjadi pada hari-harinya ke depan.

Tujuh tahun ia menghadapi serangan demi serangan, namun Tuhan meluputkannya. Suatu hari hampir saja ia ditangkap, namun Tuhan pula yang menghindarkannya. Pada saat itu Maria sempat tertahan di imigrasi saat akan bepergian ke luar negeri. Nama Maria terdapat dalam daftar orang yang dicekal tanpa surat pemberitahuan apa pun sebelumnya dari polisi kepada Maria. Namun pertolongan Tuhan tepat pada waktunya. Entah bagaimana seorang teman tiba-tiba saja datang memberikan penjelasan di kantor imigrasi. Ia meluruskan semua persoalan sehingga surat cekal akhirnya dicabut

Lewat perjuangan dan doa, Maria diputus menang oleh pengadilan. Pelan-pelan Tuhan membukakan hati Maria untuk mengasihi dan mengampuni mertua dan iparnya. Tuhan memberi rahmat sehingga Maria dapat melihat sisi positif dan bukannya sisi negatif dari keluarga suaminya.

Suatu kali ketika pihak mertua mengajak bertemu untuk membahas kembali soal harta yang diminta, Maria malahan dapat begitu mengasihi dan memeluk mertuanya. Maria menyetujui dan dengan rela memberikan sebagian dari warisan suaminya kepada mertua. Sejak saat itu terjadi perdamaian dan hubungan mereka menjadi baik kembali.

Setelah merenungkan kembali kejadian yang telah dilewati, Maria bersyukur Tuhan membimbingnya untuk membaca Kitab Suci ketika ia bergumul dengan masalah. Kitab Suci menjadi pegangan hidup Maria untuk seterusnya.

Maria mengenal Tuhan lewat Sabda-Nya. Imannya bertumbuh dengan membaca Kitab Suci. Dalam segala keadaan, Maria tidak pernah kehilangan harapan karena ia selalu membawa persoalannya kepada Tuhan dalam doa. Maria beryukur dengan berdoa dan membaca Kitab Suci, cintanya kepada Tuhan dan sesama semakin mendalam. (Kisah Kasih Tuhan, 2015)

Related Post

Leave a Reply