Jokowi, Rahim yang Melahirkanmu Terbuat dari Campuran Apa?
TEMPUSDEI.ID (23 FEBRUARI 2021)
Oleh Agust G Thuru
Joko Widodo, Presidenku
rahim yang melahirkanmu
terbuat dari campuran apa
sehingga benih yang ia kandung
adalah benih unggul
menjadikan engkau saat ini
manusia berhati unggul
Terbuat dari apakah tulang-tulangmu
hingga tak pernah remuk
oleh sejuta serangan
dari yang merasa kau lawannya
sedang engkau penuh...
IBU KOTA, KOTA IBU, Sebuah Refleksi Remy Sylado
Dalam keadaan Jakarta hari ini dengan berbagai persoalan yang ada, rasanya sangat cocok membaca, merenung dan membatinkan puisi sastrawan Remy Sylado berjudul Ibu Kota, Kota Ibu.
Puisi ini mengajak warga Jakarta untuk merenungkan diri dan sumbangsih mereka bagi Jakarta,...
Puisi-puisi Rabu Abu, Refleksi “Dari Debu Kembali jadi Debu”
Memasuki masa tobat pada tahun ini melalui pintu Rabu Abu (masa tobat 40 hari dalam gereja Katolik), dua penyair, Simply da Flores dan Agust G. Thuru meracik untaian puisi dan doa berisi tekad pertobatan. Simply adalah Alumni STF Driyarkara...
CERPEN: Kontas Merah dalam Genggaman Ina Bunga
Oleh Suster Imelda Oliva Wissang
TEMPUSDEI.ID (16 FEBRUARI 2021)
Lagu Ina Maria, Ina Ata Sare terdengar sayup dari toa gereja dekat pelabuhan Sejengkal di perkampungan Balek Lewo, sebuah perkampungan para perantau termasuk dari Flores. Lambat laun alunan lagu terdengar senyap, sesenyap...
CERPEN: Setan, dan Ikhtiar Merawat Pohon
Oleh Veronica Um Kusrini
Sore itu, Mila masih bermain di kebuh dekat sekolah. Bukan kebun, lebih tepatnya hamparan rumput di atas tanah berbatu dengan beberapa tanaman perdu dan beberapa pohon besar di dalamnya. Keadaannya sangat jauh dari dari kata dirawat.
Pohon...
Karena Penyamun itu Keparat, KPK!
Puisi Chrisanctus Paschalis Saturnus
Tuan Puan, Komisi Pemberantas Korupsi,
Ketika para pemulung
lebih punya harga diri
para penyamun duduk mengangkang
dengan lidah terjulur dalam hasrat jalang
paling jahanam
Tilap menilap uang rakyat
yang sabar menahan lapar
yang airmatanya terbakar matahari
yang doanya tulus ikhlas
yang kutuknya jangan terucap
Tuan Puan, Komisi...
Puisi-puisi Sultan Musa dari Samarinda
RINDU CENDAWAN
aku lelah
berbalut letih
menulis sepi
menjemur gundah
aku salah
berkalut perih
melukis diri
melebur kesah
masihkah angin mendesir
dalam renyah menyisip
masihkah embun mendecak
dalam hembus menyisir
Lalu, menulis 'Tuhan aku rindu cendawan-Mu'
#2020
APAKAH AKU SUDAH SIAP ?
Membisu tak beranjak pergi
Mungkinkah terpana ?
Wujud yang telah kau kira
Membentang tanya tak lagi...
WS Rendra: “Maksud Baik Saudara untuk Siapa?”
Jakarta, TEMPUSDEI.ID (14/10) - Situasi yang ingar bingar seputar demonstrasi penolakan UU Omnibus Law yang diikuti oleh berbagai kalangan, terutama mahasiswa, mengingatkan kita pada gelegar puisi legenda dunia susastra Indonesia WS Rendra (alm). Sangat banyak puisi yang ia lahirkan...
Puisi Agust G. Thuru: Darah Merah Darah Putih
Oleh Agust G. Thuru
Aku lahir dari tanah leluhur
padang luas menikung pada kaki barisan bukit batu
ilalang ranggas pada birahinya kemarau
debu terbang dari kuku seribu kuda pacuan
di situ rahim ibu tempat aku tumbuh untuk sujud
Aku tulang-tulang perkasa anak tanah
otot-otot liat titisan...
Puisi-puisi Agust G. Thuru bagi Refleksi Kemerdekaan RI
Terjebak
Saat engkau diberi kesempatan
menggembur tanah gersang
menjadi lahan subur
menanam kebajikan
engkau malah terjebak
pesta kenikmatan
Tempo hari kau yang janji
katakan tidak pada korupsi!
eh, janjimu indah semanis hati
kini kau berbalik nodai kata hati
kau pun terjebak
di teras janjimu
Setelah kau di tahta rakyat
kau pun bersekutu
dengan tikus-tikus...