Tue. Oct 15th, 2024

Mana yang Benar, “KORBAN” atau “KURBAN”?

Febry Silaban, seorang munsyi

Oleh Febry Silaban, Pengamat Bahasa

K etika pagi ini melihat beberapa kambing dipotong di masjid yang tak jauh dari rumah, muncul keinginan untuk meluruskan sesuatu. “Korban” atau “Kurban” istilah yang tepat. Sapi-sapi atau kambing-kambing itu “dikorbankan” atau “dikurbankan”?

Dalam bahasa Inggris, “korban” disebut dengan victim dan “kurban” disebut dengan sacrifice. Sangat berbeda, baik kata maupun makna masing-masing.

Diferensiasi makna ini memang unik karena dalam bahasa Indonesia, sesungguhnya baik “korban” maupun “kurban” diserap dari bahasa Arab yang sama, yakni Qurban (قربان). Kata Arab qurban ini juga masih seakar kata dengan bahasa Ibrani, yakni qarban ( קָרְבָּן ), dan kata Yunani korban (κορβᾶν).

Dalam bahasa Ibrani, kata: קָרְבָּן – qar’ban berasal dari verba קָרַב – QARAV, maknanya adalah “Datang Mendekati” dengan pengertian membawa sesuatu dekat dan mempersembahkannya kepada Allah; bandingkan dengan kata Arab: “Qarib/Qurb/Taqorrub” (mendekatkan diri kepada Allah).

Maka, dengan kurban itu, seseorang berupaya secara aktif untuk mendekatkan diri dengan Allah. Atau secara pasif, ia dibawa mendekat kembali pada Allah.

Berita di media massa baru-baru ini menuliskan “Korban meninggal akibat tenggelamnya kapal selam OceanGate Titan tercatat sebanyak lima orang” dan tidak ditulis dengan “Kurban meninggal akibat tenggelamnya kapal selam OceanGate Titan tercatat sebanyak lima orang”.

Demikian pula kalimat “Di sini dijual Hewan Kurban” tak pernah ditulis dengan “Di sini dijual Hewan Korban”.

Persoalan yang timbul akibat membedakan antara istilah “korban” dan “kurban” dalam wacana bukannya tak ada. Kita menjadi bingung menentukan mana kalimat yang benar “Pahlawan itu telah Mengorbankan jiwa raganya” atau “Pahlawan itu telah Mengurbankan jiwa raganya”.

Demikian pula kebingungan dalam kalimat “Anak-anak harus menghargai segala Pengorbanan orang tua” ataukah “Anak-anak harus menghargai segala Pengurbanan orangtua”. Ini disebabkan karena “roh” dari kedua kata ini sesungguhnya adalah satu.

Dalam perkembangannya, qurban diserap ke dalam bahasa Indonesia (KBBI) dengan beberapa pengertian. Pengertian yang pertama ialah “persembahan kepada Tuhan (seperti kambing, sapi, dan unta yang disembelih pada hari Lebaran Haji)” atau “pemberian untuk menyatakan kesetiaan atau kebaktian”. Sedangkan makna yang kedua, adalah “orang atau binatang yang menderita atau mati akibat suatu kejadian, perbuatan jahat, dan sebagainya”.

Kata qurban dengan pengertian yang pertama dieja menjadi kurban (dengan u), sedangkan untuk pengertian yang kedua, dieja menjadi korban (dengan o).

Tidak tahu mengapa kata “kurban” bisa berubah menjadi “korban” yang maknanya sudah jauh dari makna aslinya (makna pertama) atau tidak berhubungan dengan makna persembahan atau pendekatan diri kepada Tuhan.

O ya, “Selamat Hari Raya Kurban” atau “Selamat Iduladha”. (Ingat, dalam kata “Iduladha” sudah terkandung makna “hari raya”, jadi tak perlu dituliskan lagi “hari raya” supaya tidak lewah/berlebihan. Lalu, penulisan “Iduladha” ditulis serangkai, bukan dipisah!)

Related Post