Sat. Jul 27th, 2024

Jika Tidak Mau Kena Tipu, Amankan Perangkat HP Anda

Awas! Anda bisa jadi korban penipuan melalui barang yang di tangan anda sendiri.

TEMPUSDEI.ID (28 FEBRUARI 20210

Sering kali kita membaca pesan dari teman melalui Face Book atau Twitter yang mengatakan, “Teman-teman, mohon abaikan permintaan uang dari WA nomor 081x.xxx.000, karena nomor ini di-hack.” Atau tiba-tiba kita dikejutkan dengan SMS seorang teman lama, yang “sedang kesulitan keuangan”, padahal kita tahu, dia bukanlah orang yang berkekurangan, lalu meminta bantuan.

Fenomena di atas bukanlah hal yang aneh untuk era digital, karena semua informasi bisa dan mudah diakses tanpa ada batasan waktu dan tempat selama kita mengizinkan. Artinya, data kita atau perangkat elektronik kita bisa diakses orang asing jika kita mengizinkan. Cara meminta izin ini yang penuh dengan tipu muslihat bahkan dengan cara teror via telepon atau SMS, sebab  jika ada yang minta data kita baik-baik untuk alasan yang tidak jelas, pastilah kita tolak.

Contoh SMS tipu-tipu itu antara lain: “Maaf ganggu. Kami dari kasir Alfamart, minta tolong sebentar. Tadi ada pelanggan kami beli voucher game, ternyata kami salah input nomor jadi smsnya terikirim ke nomor kakak. Sms dari whatsapp yang ada tulisan ‘thailand’nya kak, karna ada kode 6 angka kak untuk kode voucher game fishinggo kk. Minta tolong dikirim smsnya kak.”

Perkembangan dunia digital dapat diakses semakin mudah, semakin cepat, kapan dan di mana pun dengan alat yang sederhana seperti laptop, Ipad/Tab device, handphone, dan semua itu berbanding terbalik dengan keamanan perangkat dan data elektronik kita. Dengan demikian, pekerjaan yang paling dicari di masa depan adalah Cyber Security alias Satpam Dunia Maya.

Kembali pada masalah pengamanan data. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

Jangan terburu-buru menanggapi SMS (Short Message Service) atau telpon yang masuk, termasuk pesan WA (Whatsapp).

Tenang dan konfirmasi adalah kata kunci. Baca seksama pesan yang masuk. Biasanya, SMS itu adalah kode OTP (One Time Password) yang dikirim oleh provider atau aplikasi secara otomatis. Kemudian tanggapi telpon atau SMS dengan tenang.

Coba cari tahu di grup WA atau di Google dan sumber-sumber lain yang dipercaya sebelum merespon teror SMS dan telpon tersebut.

Namun hal di atas tidaklah mudah jika kondisi pikiran kita sedang tidak baik, atau sedang sibuk dengan hal-hal mendesak. Saya sendiri 2 kali menjadi korban penipuan sejenis ini. Yang pertama lewat “SMS Mama Minta Pulsa” dan yang kedua saldo Gopay saya dicuri. Sungguh kejadian yang menjengkelkan sebagai orang yang bekerja di bidang IT, tapi tetap kena tipu juga.

Saat ini saya menggunakan cara yang lebih ekstrim, yaitu mengaktifkan fitur blockir pada handphone, sehingga SMS dan telpon yang masuk adalah nomor yang terdaftar dalam kontak. Jika tidak, maka jangan harap handphone bisa menerima panggilan ataupun SMS.

Awalnya saya kuatir jika ada telpon penting dari teman, atau agen pengiriman barang atau ojek/taxi online.Tetapi semua terjawab dengan solusi WA Call atau VOIP Call, karena fitur blokir tidak berlaku untuk aplikasi VOIP (Voice Over Internet Protocol).

Masing-masing merek handphone punya fitur blockir atau “Do Not Disturb”, hanya berbeda pada pengaturan. Jika dirasa kurang efektif, bisa dicari aplikasi yang free di Apps-Store, seperti “Truecaller” atau “Call App” dan sebagainya. Dengan demikian kita masih bisa membaca SMS atau telpon masuk yang kena blokir di dalam data blacklist, tentunya saat pikiran kita sudah tenang.

Ada juga teman-teman yang merasa dirinya gaptek atau gagap teknologi, tentunya bisa tanya pada  teman yang paham atau tanya pegawai toko HP yang banyak bertebaran di mall-mall. Jika malu bertanya, bisa juga cari pengaturannya di videonya di Youtube.

Keuntungan Penipu

Apa keuntungan penipu yang mengambil alih akun WA atau akun media sosial (Medsos) kita? Tentunya uang, karena setelah menguasai akun WA atau Medsos kita, penipu akan menghubungi teman-teman yang ada di dalam list kontak tersebut untuk mengirimkan uang. Anggap saja ada 1.000 no kontak. Penipu hanya butuh 1 – 10% yang kena tipu. Artinya, ada 10 – 100 orang yang akan mengirimkan uang sesuai permintaan.

Gerombolan penipu digital di Medsos semakin banyak. Ada banyak celah kreatif yang didapatkan para kriminalis dan terus berkembang. Kita harus waspada senantiasa dan jangan abai untuk hal-hal kecil karena kejahatan elektronik jauh lebih dahsyat daripada kejahatan konvensional. Karena ide-ide jahat bertumbuh 10 kali lebih cepat daripada solusi mengatasinya. Seperti kata pepatah: “Di mana kebaikan diperjuangkan, di situ kejahatan bertumbuh.”

Samsi Darmawan

Related Post

Leave a Reply