Sat. Jul 27th, 2024

Kisah di Balik Lagu “Betapa Indahnya”, yang Indah dan Terkenal Itu

Romo Aloysius Susilo Pr

TEMPUSDEI.ID (8 Februari 2021)

Pembaca tentu tidak asing lagi dengan lagu komuni berjudul Betapa Indahnya yang sering dinyanyi dalam Misa. Lagu dengan lirik mengena dan melodi indah ini adalah ciptaan Romo Aloysius Susilo Pr, yang saat ini menjadi pastor di Paroki Santo Gabriel Pulo Gebang, KAJ.

Demikian liriknya:

Saat jiwa dahaga dan lapar, Engkau puaskan kami
dengan santapan rohani, Tubuh dan Darah nan suci

Saat jiwa mengering dan hampa, Engkau segarkan kami

dengan santapan surgawi, Tubuh dan Darah nan suci

Betapa indahnya perjamuan kudus,
betapa indahnya saat kami menyambutMu

Betapa indahnya kehadiranMu,
yang bertahta kuatkan iman kami.

Album pertama

Kepada tempusdei.id, Romo Susilo menjelaskan bahwa lagu ini mewakili kerinduan umat terhadap Tubuh dan Darah Kristus. Manusia jelasnya, akan merasakan kekeringan tanpa kehadiran Tuhan dalam dirinya. “Bagaimana saya sungguh merindukan Tuhan, itulah yang saya tuangkan dalam lagu ini,” jelas mantan Ketua Komisi Liturgi Keuskupan Agung Jakarta ini. “Dengan dan dalam kelemahan, kita berharap Tuhan menguatkan iman kita,” tambahnya lagi.

Lagu tersebut bukanlah bukanlah lagu tertama yang Romo Susilo ciptakan. Namun khusus untuk lagu Betapa Indahnya, imam yang ditahbiskan pada 15 Agustus 1996 ini mengaku melakukan kontemplasi. “Saya rasakan, ketika saya terima komuni berarti Tuhan bertahta di hati saya, lalu jiwaku yang kering disegarkan dan imanku dikuatkan. Ketika Dia bertahta di hatiku, ya itulah indahnya. Dan saya pakai kata ‘kami’ supaya lagu ini bisa menjadi lagu umat. Saya bersyukur bahwa Roh Kudus menggerakkan pikiran, hati dan tangan saya,” jelas imam yang pernah menjadi juara cipta lagu ketika masih studi di Seminari Mertoyudan ini.

Berasal dari Roh Kudus

Romo Susilo, menciptakan lagu dengan bantuan gitar

Romo Susilo bersyukur bahwa lagu yang dia ciptakan bisa membantu orang menghayati imannya. “Kegembiraan saya sampai di situ. Saya syukuri bahwa yang saya ciptakan berasal dari Roh Kudus dan yang tercipta itu boleh dinyanyikan dalam peribadatan dan orang berjumpa dengan Tuhan,” ujar imam yang sudah menghasilkan tiga buah album rohani ini.

Lantas bagaimana perasaannya ketika mendengarkan lagu ciptaannya dinyanyikan? Selain merasa bersyukur bahwa karyanya bisa membantu orang menghayati imannya, terselip juga rasa bangga di hati kecilnya. “Kalau lagu itu dinyanyikan dan saya hadir, di hati kecil saya ada kebanggaan. Saya coba dan merenung, lalu muncul pertanyaan, ‘kok bisa tercipta lagu itu, ya’…..” ucapnya takjub.

Bersama Alm Putut Pudyantoro

Bagaimana kisah di balik kelahiran lagu tersebut? Pada 2007 Alm. Linus Putut Pudyantoro  mengajak Romo Susilo membuat CD bersama berisi lagu-lagu pembuka, persiapan persembahan, komuni dan  penutup. Keduanya kemudian berhasil menerbitkan album berjudul Ajarilah Kami Menjadi Gembala yang Baik. Di dalam album tersebut ada lagu Betapa Indahnya dan Istana Cinta-Mu karya Putut.

Pada awal menggarap lagu-lagu, Putut dengan cepat menyelesaikan lagu-lagunya, sementara Romo Susilo agak lambat. Suatu hari ketika sedang menjaga ayahnya yang sedang dirawat di RS Panti Rapih Yogyakarta, Putut menelpon Romo Susilo dan meminta agar Romo menyanyikan cikal bakal lagu Betapa Indahnya itu dengan iringan gitar dan memperdengarkan padanya melalui telepon.

Ditelinga Putut, lagu Betapa Indahnya tersebut terbilang bagus baik lirik dan melodinya, maka dia langsung buatkan notasi dan aransemen. “Sesederhana itu prosesnya,” ucap Romo Susilo.

Sampai saat ini, Romo Susilo sudah menciptakan sekitar 50 buah lagu. Sebagian sudah masuk dalam album Ajarilah Kami Menjadi Gembala yang Baik (bersama Putut), Firman Tuhan Telah Jadi Nyanyian, dan Tanda KerahimanMu. Lagu-lagu dalam album kedua dan ketiga semuanya ciptaan imam yang langganan menciptakan lagu-lagu tema Aksi Puasa Pembangunan ini. Theme Song Tahun Refleksi KAJ tahun 2021 ini pun ciptaan Romo Susilo. (tD)

Related Post

Leave a Reply