Sat. Nov 9th, 2024

Gerakan “Pray From Home” atau Berdoa dari Rumah Diikuti Ratusan Ribu Orang

Presiden Jokowi dan para pimpinan agama berdoa bersama.

TEMPUSDEI.ID (11 JULI 2021)

Pimpin Acara Doa dari Rumah, Presiden: Usaha Lahiriah Harus Dibarengi Usaha Batiniah

Gerakan Kementrian Agama RI untuk “Berdoa dari Rumah” atau Pray From Home pada Minggu, 11 Juli 2021, pukul 14.00 WIB mendapat respons sangat luas. Dengan cepat ajakan itu beredar ke berbagai jaringan Medsos.

Dirjen Bimas Katolik Yohanes Bayu Samodro mengirimkan ke redaksi tempusdei.id. “Masyarakat Katolik Indonesia yang dikasihi Tuhan. Kemarin, kita mungkin masih tertawa bersama. Hari ini, kita hanya dapat menyapa mereka lewat doa. Maka marilah kita doakan bangsa Indonesia agar terbebas dari Pandemi Covid-19,” tulis Bayu dengan nama mengajak.

Seperti disampaikan Bayu, di Channel Youtube Kemenag terdapat 182 ribuan like. ”Melalui 2 official zoom Kemenag total terpenuhi 11.000 partisipan, masih banyak yang waiting room tidak dapat masuk, sehingga beralih ke youtube. Belum terpantau para pemirsa stasiun TV Nasional, TVRI dan TV swasta lainnya. Juga RRI,” tulis Bayu melalui WA.

Presiden Joko Widodo meyakini bahwa untuk menghadapi Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan dunia, selain berbagai upaya secara lahir, diperlukan juga upaya secara batin dengan memanjatkan doa kepada Tuhan. Hal tersebut disampaikan Presiden dalam acara doa bersama lintas agama bertajuk #PrayFromHome: Dari Rumah untuk Indonesia yang dilaksanakan secara virtual pada Minggu, 11 Juli 2021.

“Dalam menghadapi situasi sulit ini, selain ikhtiar dengan berbagai usaha lahiriah, kita juga wajib melakukan ikhtiar batiniah, memanjatkan doa, memohon pertolongan Allah Swt., agar beban kita diringankan, agar rakyat, bangsa, dan negara juga dunia segera terbebas dari pandemi,” ujar Presiden yang mengikuti acara dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Menurut Presiden, saat ini seluruh dunia masih berjuang untuk bebas dari pandemi Covid-19. Untuk menghadapinya, diperlukan kerja sama seluruh komponen bangsa karena pemerintah juga tidak bisa bekerja sendirian.

“Semua pihak harus berkolaborasi, bekerja sama, saling tolong-menolong, bergotong royong untuk mengatasi ujian yang maha berat ini,” imbuhnya.

Presiden juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh elemen bangsa yang setia membangun optimisme dan semangat kebersamaan dalam berbagai gerakan kerelawanan sosial dan ekonomi demi meringankan beban masyarakat. Presiden bersyukur bahwa pandangan ormas-ormas keagamaan senafas dengan kepentingan untuk menjaga kepatuhan umat dalam melaksanakan protokol kesehatan.

“Kerja keras pemerintah mengatasi persoalan wabah Covid-19 ini tidak mungkin berhasil tanpa dukungan dan kesadaran, serta partisipasi masyarakat,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyampaikan ungkapan dukacita yang mendalam kepada seluruh korban pandemi yang telah wafat. Presiden mengajak semua pihak untuk mendoakan mereka, sekaligus mendoakan semua masyarakat yang saat ini sedang terpapar Covid-19 agar segera bisa sehat kembali.

“Dari rumah masing-masing, mari kita tundukkan kepala, menghentikan cipta, doa dari rumah kita panjatkan, dan berikhtiar agar ujian pandemi ini segera berakhir. Yakinlah, yakinkan keluarga dan lingkungan terdekat agar beraktivitas di rumah saja,” ujarnya.

“Mengatasi persoalan Covid-19 merupakan ijtihad kebangsaan kita hari ini karena bertujuan menyelamatkan jiwa dan kemaslahatan kita bersama. Semoga Tuhan melindungi bangsa Indonesia dan menjadikan negara ini aman, maju, dan sejahtera,” tutupnya.

Sementara itu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam laporannya mengatakan, acara #PrayFromHome ini merupakan kelanjutan dari acara Hening Cipta Indonesia yang telah dilaksanakan pada Sabtu, 10 Juli 2021, pukul 10.07 WIB. Menteri Agama juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk senantiasa berdoa sesuai agama dan keyakinan masing-masing agar Tuhan Yang Mahakuasa memberi rahmat, ampunan dan perlindungannya kepada bangsa Indonesia dan seluruh umat manusia.

“Dalam agama diajarkan bahwa doa adalah senjata orang yang beriman, doa adalah penenang jiwa, dan doa merupakan penumbuh optimisme di dalam kehidupan. Semoga kejadian luar biasa Covid-19 ini disegerakan berakhirnya. Sebagai orang yang beriman, kita yakin bahwa hanya Allah Swt., hanya Tuhan Yang Maha Pencipta yang bisa menolong dan menyelamatkan kita semua, setelah semua usaha lahir dilakukan,” kata Yaqut.

Untuk diketahui, pada acara #PrayFromHome tersebut, doa disampaikan oleh enam pemuka agama, yakni K.H. Quraish Shihab (Islam), Pendeta Lipius Biniluk (Protestan), Kardinal Suharyo (Katolik), I Nengah Dana (Hindu), Bhante Sri Pannavaro Mahathera (Buddha), dan Xs. Budi Tanuwibowo (Konghucu). (tD/*)

Related Post

Leave a Reply