
Seluruh umat Paroki Bekasi Utara, Gereja Santa Clara bergembira karena paroki mereka pada tahun ini berulang tahun ke-27.
Untuk menyatakan kegembiraan dan rasa syukur tersebut, mereka menyelenggarakan berbagai pertandingan dan perlombaan yang melibatkan semua umat dari 13 wilayah.
Seluruh rangkaian acara akan berpuncak pada tanggal 16 Agustus 2025 dengan Misa Syukur bersama Uskup Agung Jakarta, Peresmian Gedung Karya Pastoran dan ramah tamah.

Untuk mengawali seluruh rangkaian acara, pada 5 Juli 2025 pagi, panitia pelaksana dari Wilayah Santo Padre Pio melakukan upacara pembukaan, panitia langsung menggelar pertandingan Bola Voli, Pingpong, Mobile Legend, disusul pertandingan Bulu Tangkis pada malam hari hingga lewat tengah malam di Gedung Karya Pastoral.
Dalam sambutannya, Wakil Ketua Panitia Emanuel Dapa Loka mengajak seluruh umat untuk bersyukur atas perjalanan yang pernah dilalui paroki tersebut selama 27 tahun.
Untuk perayaan kali ini, panitia memilih tema Dalam Pengharapan, Kian Peduli pada yang Lemah dan Miskin.
Dengan tema ini jelas Wakil Ketua Panitia, Emanuel Dapa Loka, panitia hendak mengajak untuk menyirami dan menyiangi kepedulian kepada yang miskin dan lemah?

”Siapa yang miskin dan lemah itu?” tanya Eman. Secara oratoris, pria asal Sumba, NTT ini menjelaskan, “Selain yang kita temui di jalanan atau di masyarakat, mereka yang miskin itu bisa jadi adalah anak, suami, istri, kakak, adik kita. Sebab kemiskinan itu banyak rupanya, yakni kemiskinan semangat, daya juang, iman, wawasan dan materi,” katanya.
Eman lalu mengajak setiap umat Santa Clara, agar dalam semangat ulang tahun, selalu sensitif terhadap berbagai bentuk kemiskinan itu, dan lebih dari itu berbuat secara konkret untuk mengatasi.
Sementara itu, Pastor Rekan Paroki Bekasi Utara, Romo Ramses Nainggolan, OFM Cap mengawali sambutannya dengan ungkapan Santa Clara: Cinta itu tidak mungkin tinggal dalam diri seseorang, ia harus keluar dari dirinya sendiri dan memberi segalanya kepada dia yang ia kasihi.
Cinta itu jelas Romo Ramses, adalah gerakan menuju sesuatu. Dia memberi contoh Santa Clara yang keluar dari dirinya sendiri untuk mencintai Tuhan dan sesama.

”Dalam bahasa sekarang disebut Untuk mencintai, sudah harus selesai dengan dirinya sendiri. Kalau masih mementingkan diri sendiri, akan sulit mengungkapkan cinta kepada yang lain,” kata imam muda ini.
Sebagai paroki, Paroki Bekasi Utara sudah berusia 27 tahun, namun bangunan Gereja Santa Clara baru berusia 6 tahun.
Menyangkut ”kedua umur” tersebut, Romo Ramses mengajak umat untuk berrefleksi.
”Ada kalanya, kita sudah dewasa seperti orang berusia 27 tahun, tapi seringkali juga kita seperti anak-anak umur 6 tahun. Nanti kita bisa melihat dalam pertandingan dan perlombaan; apakah kita sudah seperti yang 27 tahun, atau yang masih 6 tahun. Berusahalah berlaku seperti yang 27 tahun, jangan seperti anak umur 6 tahun. ‘Dua umur’ ini adalah gambaran perjuangan kita, agar iman kita senantiasa bertumbuh dan berkembang.” jelas Romo Ramses.
Pembukaan secara resmi yang ditandai dengan pelepasan burung merpati oleh Romo Ramses Nainggolan OFM Cap dan Emanuel Dapa Loka.
Yang tidak kalah seru, sebelum pembukaan secara resmi, panitia menggelar senam bersama yang dipandu oleh dua instruktur senam pada pukul 6 pagi. Kegembiraan dan peluh sukacita terlihat dari wajah setiap umat.
Dari pantauan media ini, Panitia berhasil menggerakkan OMK Wilayah untuk terlibat dalam kepanitian. Mereka terlihat aktif dan gembira.
Sekilas Perlajanan
Sebagai informasi, Paroki Bekasi Utara berdiri pada 11 Agustus 1998 berkat kehadiran para imam capusin dari Provinsi Medan. Semula, karena belum memiliki gedung gereja, pelayanan rohani kepada umat, terutama Misa mingguan dilakukan di dua kapella, yakni di Taman Wisma Asri dan Seroja.
Setelah berjuang mendapatkan IMB selama 17 tahun, dan kemudian mendapatkannya pada 29 Juli 2015, umat setempat berkat bantuan berbagai pihak, membangun sebuah bangunan gereja diiringi demontrasi berbagai pihak yang menolak kehadiran Gereja Santa Clara.
Menghadapi tantangan tersebut, para pastor, DPH, panitia pembangunan dan seluruh umat terus berdoa dan bekerja agar impian memiliki bangunan gereja yang representatif segera terwujud.
Impian itu pun terwujud dengan peresmian yang dilakukan oleh Walikota Bekasi Rahmat Effendi dan pemberkatan oleh Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo pada 11 Agustus 2019. (tD/EDL)
