Wed. Oct 9th, 2024

“Jejak Jiwa”, Jejak-jejak Inspiratif Seorang Guru Muda Membantu Sesama

Veronica Um Kusrini dengan buku terbarunya "Jejak Jiwa"

TEMPUSDEI.ID (27 MARET 2021)

Veronica berbaju hitam bersama rekan-rekan gurunya.

Sebuah kabar gembira berembus dari Perkumpulan Strada, khususnya SMP Strada Budiluhur Bekasi. Sebuah buku berjudul Jejak Jiwa yang merupakan karya kolaboratif guru dan siswa-siswi SMP baru saja diluncurkan.

Buku yang memuat 15 buah cerpen anak-anak Katolik di lingkungan keluarga, gereja, sekolah, dan masyarakat ini mendapat dukungan dari Kardinal Ignatius Suharyo, Romo Mudji Sutrisno, Romo Bei Witono. Didukung pula oleh para penyair seperti Yoseph Yapi Taum, Joko Pinurbo, dan Maria Etty. Dan satu lagi yang menarik, buku ini dilengkapi dengan ilustrasi yang dibuat oleh para siswa.

Seperti dijelaskan oleh penggagas Varonica Um Kusrini, buku Jejak Jiwa lahir dari rasa syukurnya setelah menerima begitu banyak rahmat melalui Perkumpulan Strada. Dimulai pada tahun 2014 saat anaknya diterima di SD Strada Bhakti Wiyata I dengan biaya yang terjangkau.

Saat itu dia sudah mulai berfikir, “Akan menyenangkan sekali bila aku bisa melakukan hal yang sama, membantu orang yang membutuhkan, sebagaimana Strada telah membantu saya.” Saat itu dia belum tahu akan membantu dengan cara apa.

Pada tahun 2018, penulis buku kumpulan puisi Kesaksian Puncak Ramelau ini memutuskan untuk pindah mengabdikan diri ke Perkumpulan Strada. Sebagai wali kelas, ia sering mendapat curhatan dan keluh kesah dari para orang tua siswa terkait begitu sulitnya mereka berusaha untuk bertahan hidup di masa pandemi.

Di tengah situasi itulah muncul gerakan yang sangat kuat dalam dirinya untuk melihat kembali file-file cerpen yang pernah dia tulis. Dari sini jalan terbuka untuk merealisasikan keinginan membantu mereka yang membutuhkan. Keininginan ini pun tersambung dengan gerakan bernama AKSI 24 di Strada, yaitu aksi mengumpulkan uang seiklasnya setiap tanggal 24 untuk membantu mereka yang membutuhkan. “Terasa nyambung sekali,” ujar alumna Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini.

Setelah mengecek dan mengedit ulang cerpen-cerpen tersebut, ia memberanikan diri untuk mengirimkan ke Penerbit Kanisius. Ternyata Penerbit Kanisius menyambut dengan hangat naskah itu. Ia lalu menghubungi berbagai pihak untuk berbagi ide tentang cara menyalurkan buku tersebut agar keinginan membantu tersebut terrealisasi.

Ia menghubungi Yoseph Yapi Taum, dosennya saat masih kuliah di Universitas Sanata Dharma. “Pak Yapi menyambut dengan gembira dan mendukung sepenuhnya,” jelas Vero. Cerita seputar rencana ini pun dengan cepat sampai ke telinga banyak orang termasuk Romo Mudji Sutrisno, Joko Pinurbo, Maria Etty, bahkan Kardinal Ignatius Suharyo.

“Akhirnya terjadilah kolaborasi yang apik, dan terbitlah buku ini. Semoga membawa berkat bagi banyak orang,” harap Vero.

Jika ada pembaca tempusdei.id ingin terlibat dalam misi tersebut, silakan mengakses https://desty.page/jejakjiwa atau untuk mendapatkan buku tersebut sekaligus berdonasi. (tD/EDL)

Related Post

Leave a Reply