Bernazar di Nazareth

Puisi Emanuel Dapa Loka

Di lahan bertanah merah – Piero kampungku, aku mendengar tentangmu, Nazareth
Yang aku tahu hanyalah bahwa Tuhanku, Yesus adalah anak kandungmu
Yang aku tahu hanyalah bahwa Ia meramu hidupNya bersama angin, bersama embunmu
Yang aku tahu pula bahwa Ia acap dituding gila karena ajaranNya
Bagaimana mungkin Ia mengatakan cintailah musuhmu
Atau jika pipi kirimu ditampar, kasih juga pipi kananmu?

Tuah tuturnya membungkam tuah pusaka: mata ganti mata, gigi ganti gigi
Yang aku tahu pula bahwa hidupNya menjelata di antara insan sebangsamu
Ia mengajarimu mencintai; bahwa ukuran untuk cinta pada sesama adalah timbangan cinta pada diri sendiri
Bahkan Ia menunjukkan laku mencintai dengan nyata dan tuntas

Namun pedihnya: Dia kau tolak
Mengapa kau tolak Dia, wahai Nazareth?

Kini aku masuk ke gerbangmu
Memeluk dada dalam dekapan hangat dan senyuman indahmu
Di kota Tuhanku ini aku hendak berpekik:
Sesungguhnya, betapa indah silammu, Nazareth
Kau terberkati bersama helaan nafas Tuhanku, Tuhan kita bersama

Dengan kaki berotot dan nafas kuda perkasa Ia kian ke mari
menaiki dan menuruni bukit, keluar masuk sinagoga
untuk melantamkan bahwa pada Tuhanlah kasih setia dan penebusan berlimpah-limpah; copiosa apud eum redemptio

Dan kini, pada punggungmu, Kota Nazareth,
aku bernazar menyambut Tuhanku Yesus
dalam kota kehidupanku
Masuk dan Rajailah kemanusiaanku yang getas …

Emanuel Dapa Loka, adalah wartawan dan penulis biografi yang menyukai susastra, khususnya puisi. Ia menyebut dirinya “penyair kambuhan”

Leave a Reply