


“Ini rumah saya sudah tidak ada. Kami lari menyelamatkan diri dan hanya tersisa baju di badan,” kata seorang perempuan berkerudung pada 4 Desember kepada Caritas Indonesia (Yayasan KARINA-KWI) dan Jaringan Caritas-PSE Keuskupan Sibolga.
Wanita itu menunjukkan lokasi rumahnya sambil mengusap air mata di Desa Hutagodang, Kecamatan Sungai Kanan, Tapanuli Selatan.
Direktur Eksekutif Caritas Indonesia, Rm. Fredy Rante Taruk menyaksikan langsung lokasi Desa Hutagodang, wilayah yang terdampak parah banjir bandang.
Seluruh bangunan di wilayah desa itu hampir rata dengan tanah. Tampak sebuah bangunan gereja yang penuh dengan lumpur dan kayu-kayu gelondongan.
Saat ini, hanya tumpukan kayu-kayu gelondongan yang tingginya melebihi tinggi badan manusia yang berserakan di mana-mana.
Rm. Fredy bersama Keuskupan Sibolga, yang diwakili oleh Pastor Vikjen dan Ketua Komisi PSE Keuskupan Sibolga, menyapa para penyintas dan membagikan 150 paket makanan kepada mereka.

Melihat parahnya lokasi, Rm. Fredy menyampaikan akan membuka pos layanan kemanusiaan di Desa Hutagadong bersama Keuskupan Sibolga.
“Kami harap layanan ini dapat membantu para penyintas, dengan tersedianya dapur umum, layanan kesehatan, dan berbagai kebutuhan dasar di sini,” kata Rm. Fredy. Melihat dampaknya yang besar, Rm. Freddy juga mengharapkan masyarakat luas ikut memberikan donasi untuk disalurkan kepada mereka yang terdampak.
Tak cuma di wilayah Desa Hutagadong, dari Medan, Caritas Keuskupan Agung Medan mengerahkan 11 truk logistik untuk dibagikan ke wilayah terdampak di Keuskupan Padang, Medan, dan Sibolga.
Pengiriman bantuan ini merupakan bentuk solidaritas jaringan Caritas yang ada di seluruh keuskupan.
Gereja Katolik hadir untuk bahu membahu membantu mereka yang terdampak dengan menggerakkan umat dan lembaga-lembaga kemanusiaan di bawah keuskupan. Untuk membantu para korban, tim relawan Caritas bersama keuskupan membuka pos-pos layanan kemanusiaan pada 7 Desember.
Banjir bandang yang menelan hampir 1.000 warga di tiga provinsi membuat Gereja Katolik di seluruh Indonesia berkoordinasi dan menggalang bantuan dana ke wilayah terdampak, salah satunya Keuskupan Surabaya.
Melalui Instagram dan Facebook, Uskup Surabaya Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo menyampaikan kepada umatnya untuk bersolidaritas dan menggalang dana kemanusiaan untuk membantu masyarakat di tiga provinsi di Sumatera. Ungkapan solidaritas juga muncul dari keuskupan-keuskupan lainnya dan kelompok-kelompok masyarakat.
Hingga 6 Desember, dana yang terkumpul dari masyarakat melalui Caritas Indonesia sebesar Rp 1,8 miliar.
Caritas Indonesia juga menerima dan menyalurkan seperti genset air, selimut, terpal, tenda, beras, minyak goreng, sepatu boot, peralatan masak dapur, seragam dan peralatan sekolah, ember dan peralatan mandi, serta pakaian baru.
Dijelaskan, Caritas Indonesia menolak pemberian makanan kadaluarsa, minuman kemasan, makanan instan, dan pakaian bekas. (CI/*/tD)


