
SEMARANG-Ketika berbicara dalam dalam acara peringatan Hari Jamu Nasional di kawasan Pabrik Sidomuncul, Bergas, Kabupaten Semarang, Selasa (3/6/2025), Direktur Sidomuncul DR (HC) Irwan Hidayat menyampaikan kerinduan dan keinginan agar jamu terus hidup dalam hati bangsa Indonesia, bukan hanya dalam botol atau kemasan.
Keinginan tersebut tidak berlebihan, sebab jamu adalah warisan adiluhung nenek moyang dan alam Indonesia. Manfaat dan khasiat jamu pun kian hari kian terasadalam mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam acara tersebut Irwan tak dapat menyembunyikan rasa bangganya saat mengingat kembali perjuangan jatuh bangun dalam perjuangan mengangkat ”martabat” jamu Indonesia.
Dia serta-merta mengucapkan terima kasih kepada SBY telah menetap hari amat penting bagi perjuangan dan semangat dunia jamu bersumbangsih bagi kesehatan masyarakat Indonesia dan dunia.
“Kami semua, para pengusaha jamu, warung angkringan, hingga penjual jamu gendong, menyampaikan terima kasih kepada Bapak SBY yang telah menetapkan 27 Mei sebagai Hari Jamu Nasional pada 2008. Kini, warisan ini mendapat pengakuan dunia dari UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda pada 6 Desember 2023. Itu bukan sekadar penghargaan, tapi amanah untuk terus menjaga dan mengembangkan,” ujar Irwan menyentuh seperti dikutip inilahjateng.com.
Irwan menegaskan, masa depan jamu adalah masa depan bangsa yang sehat. Maka, menurutnya perjuangan dilakukan melalui riset ilmiah dan pelestarian tradisi minum jamu yang akrab dengan masyarakat.
“Kami percaya, jamu bukan hanya obat dari alam, tapi juga nilai, kebersamaan dan identitas. Kami ingin generasi muda melihat jamu bukan sebagai sesuatu yang kuno, tapi gaya hidup yang membanggakan,” tambahnya.
Kepala Balai Besar POM Semarang, Lintang Purba Jaya, mendukung penuh semangat pelestarian tersebut. Untuk itu jelas Lintang, pihaknya turut mendampingi para pengrajin jamu untuk memastikan mutu, keamanan, dan manfaat produk jamu tetap terjaga.
Stefanus Handoyo, Ketua Gabungan Pengusaha Jamu (GP Jamu) Jawa Tengah, mengaku terus mendorong inovasi dalam produksi jamu untuk menjangkau kalangan muda.
Ia memperkenalkan program Jamu Go to School dan Jamu Goes to Campus, hingga produksi film Jelajah Jamu Nusantara yang memperkenalkan keberagaman jamu di seluruh pelosok negeri.
“Anak muda biasanya nongkrong di kafe. Tapi kini, kita dorong nongkrong sehat di angkringan jamu. Di situ ada makna, ada akar budaya. Minum jamu, tapi tetap gaul,” katanya dengan semangat.
Sementara itu, Dokter Ariyanti, seorang praktisi kesehatan, menyampaikan kabar gembira bahwa jamu kini sudah berada di jalur yang tepat untuk diterima kembali sebagai bagian dari gaya hidup modern.
Dia menunjuk sebagai contoh produk Sidomuncul yang disebutnya sudah dalam bentuk modern seperti kapsul dan ready to drink. Dengan begitu katanya, masyarakat tidak ragu lagi untuk minum jamu karena manfaatnya nyata dan sudah teruji. (tD)
