
Paus Fransiskus mengingatkan kepada festival musik terpenting di Italia, yakni Festival San Remo bahwa musik dapat menjadi jembatan menuju pemahaman dan perdamaian.
Festival San Remo, tahun ini kedatangan tamu tak terduga: Paus Fransiskus.
Melalui pesan video, Bapa Suci menggunakan platform festival tersebut untuk berbagi pesan perdamaian dan harapan, dengan menekankan kekuatan musik sebagai “instrumen koeksistensi antarbangsa.”
Ajakan untuk bersatu melalui musik
Pesan Paus, yang disiarkan langsung dari Casa Santa Marta kepada jutaan pemirsa, menyoroti penderitaan banyak anak di seluruh dunia yang “menangis dan menderita karena banyaknya ketidakadilan di dunia.”
Namun, ia juga mengungkapkan kerinduan manusiawi dan Kristiani yang mendalam:
“Yang paling saya rindukan adalah melihat mereka yang saling membenci berjabat tangan, berpelukan, dan menyatakan melalui kehidupan, musik, dan lagu: Perdamaian itu mungkin!,” lapor COPE.
San Remo, yang dikenal sebagai tempat merintis karier para seniman Italia dan memilih perwakilan Italia untuk Eurovision, menjadi panggung refleksi yang tak terduga. Paus Fransiskus mengenang bagaimana ibunya memperkenalkannya pada keindahan musik, mengajarinya kekuatannya untuk menyampaikan harmoni dan makna.
Ia juga menyebutkan Hari Anak Sedunia baru-baru ini, sebuah pertemuan kaum muda dari berbagai latar belakang yang ia gambarkan sebagai “momen indah” penuh harapan.
Gereja dan musik: Tradisi yang panjang
Kata-kata Paus di San Remo menggemakan tradisi Gereja Katolik yang panjang dan kaya yang merangkul musik sebagai sarana untuk mengangkat jiwa dan menyatukan orang-orang.
Dari nyanyian Gregorian di biara-biara abad pertengahan hingga komposisi Mozart dan Beethoven yang menjulang tinggi, musik sakral telah lama menjadi bagian integral dari peribadatan dan budaya.
Katekismus Gereja Katolik menyatakan bahwa musik “menambah kegembiraan dalam doa, memupuk kesatuan pikiran, dan memberikan kesungguhan yang lebih besar pada ritus-ritus suci” (KGK 1157).
Kepercayaan ini melampaui tembok gereja — sepanjang sejarah, musisi dan komposer Katolik telah menggunakan seni mereka untuk mengomunikasikan iman, perdamaian, dan martabat manusia kepada dunia.
Pesan Paus Fransiskus di acara sekuler seperti San Remo adalah pengingat bahwa musik bukan hanya bentuk hiburan tetapi juga kekuatan untuk persatuan dan penyembuhan.
Sama seperti himne suci yang telah menghibur banyak orang percaya, lagu-lagu masa kini juga dapat menginspirasi harapan dan menyatukan orang-orang yang berbeda.
Pesan yang menyentuh hati Italia
Kata-kata Paus bergema dalam di hati para hadirin. Mereka yang hadir di Teatro Ariston memberinya tepuk tangan meriah.
Pembawa acara festival Carlo Conti, yang memperkenalkan penampilan khusus oleh penyanyi Israel Noa dan artis Palestina Mira Awad, berterima kasih kepada Fransiskus atas pesannya.
“Paus ada di hati kita semua. Ia sering kali meninggikan suaranya untuk menyerukan perdamaian di dunia,” kata Conti.
“Saya bertanya apakah ia dapat menyampaikan pikiran untuk momen ini, dan ia bahkan melakukannya lebih dari itu.”
Kehadiran Paus Fransiskus yang tak terduga di San Remo adalah sebuah pengingat kuat bahwa di dunia yang terlalu sering terpecah belah, musik dapat menjadi jembatan — jembatan yang tidak hanya mengarah pada keindahan tetapi juga pada pemahaman dan perdamaian. (Aleteia)
