Rikard Bagun: Frans Seda adalah Bunga dan Elang

 

Ketika berbicara dalam Seminar Nasional bertajuk Merajut Nilai Keutamaan Frans Seda dalam Menata Kemajuan Bangsa di Jakarta pada 20 Januari 2023, Rikard Bagun mengibaratkan Frans Seda sebagai bunga.

“Bunga yang sesungguhnya tidak pernah menceritakan dirinya hebat, tetapi kehebatannya kita rasakan. Itulah Frans Seda. Dia orang hebat, memiliki keharuman, tapi tidak pernah membanggakan dirinya hebat atau harum,” kata Rikar.

“Frans Seda adalah elang NTT, terbang tinggi. Dia adalah simbol dari Flores, pulau yang penuh dengan bunga. Bunga itu menebar harum, tapi tidak pernah menyebut dirinya harum. Itulah Frans Seda,” kata Rikar.

“Lalu dari mana sumbernya?” tanya Rikar oratoris. Rikar menyebutkan tiga hal. Pertama, rasionalitasnya hebat. “Kekuatan dia adalah pikiran. Rasio itu memberi cahaya.” Kedua, etikanya juga memberi cahaya sehingga dipercaya. Ketiga, estetikanya juga memberi cahaya. “Kehidupannya sebuah keindahan,” jelas Rikar.

Gaya hidup Frans Seda menurut Rikar, sangat sederhana tapi daya pikirnya sangat besar. Setiap kali dia makan selalu ada jagung dan ubi. Inilah caranya memberi pelajaran tentang keanekaragaman pangan dari makanan lokal.

Hal lain yang Rikar sampaikan, Frans Seda sangat Katolik dan sangat Indonesia. “Dia sangat-sangat Maumere, sangat Flores NTT, tapi sangat-sangat Indonesia. Orang melihat serba paradoksal. Tidak! Inilah keutuhan. Dia sangat Indonesia tapi sangat religius, open mind, open heart dan open will. Dia tidak paksakan keinginannya. Hatinya dia buka sehingga semua orang bisa berteman dengannya. Tokoh-tokoh Islam sangat dekat dengan Pak Frans,” jelas wartawan senior Kompas ini.

Rikar lalu menyimpulkan, “Dan hari ini, kita semua sepakat bahwa Pak Frans telah memberi inspirasi kepada kita dalam pikiran, hati dan keteladanannya. Pahlawan bukan untuk dikenang dan diingat, tapi untuk ditiru karena di sana ada kebajikan dan keutamaan”.

Seminar yang dibagi dalam dua sesi itu, juga  menghadirkan pembicara Melkianus Mekeng, Blasius Bapa, Mikael Dua, Romo Franz Magnis Suseno dan Adrianus Mooy, dengan moderator Agustinus Tetiro.

Seminar tersebut digelar dalam rangka mengusulkan Frans Seda menjadi Pahlawan Nasional. Semua pembicara dengan lugas menyatakan setuju Frans Seda diangkat menjadi Pahlawan Nasional. (tD)