Wed. Oct 9th, 2024
Ibu Negara, Iriana memeluk korban perang di Ukraina. (Foto: Laila Rachev, Biro Pers Sekretariat Presiden).

Oleh Emanuel Dapa Loka, Wartawan dan penyair kambuhan

Ukraina, 24 Februari 2022,
pertama wajahmu terkoyak,
ragamu tercabik-cabik – tercerai berai
Kemudian, silih berganti tanpa ampun,
peluru kendali dan bom menyalak di ubun-ubunmu dan raga anak-anak negeri,
yang lantas dengan bengis merobek-rabik manusia dan kemanusiaan,
yang sesungguhnya telah amat getas oleh prahara sejagat raya yang belum juga usai,
ialah Covid-19

Ada yang menangis, merintih dalam perih dan pedih, meronta dalam gelisah, tersiksa dalam pekat nestapa tak bermata

Presiden Jokowi dan Ibu Iriana di antara puing-puing Kota Irpin, Ukraina. (Foto: Laila Rachev, Biro Pers Sekretariat Presiden)

Ah!!
Dalam hitung-hitungan sopan-santun bilateral,
atau fatsun multilateral, atau apa pun itu…
negara-negara menahan diri,
tidak berani ambil risiko sebab yang dihadapi adalah raksasa bersama sekutunya dan muara kepentingan ekonomi, kebuasan, dan kehormatan semu
Sebab yang hendak menarik pelatuk senjata
adalah manusia baja,
yang mungkin juga hatinya baja,
sehingga tak ambil pusing dengan derita manusia, walau itu adalah tetangga yang sepelempar batu

Kini, di gerbangmu Ukraina, The Bread Basket of Europe, “Keranjang Roti Eropa”
Di gerbangmu yang raksasa, Rusia,
dan pada tatapan Beruang Merahmu yang pongah,
Bapak manusia se-Indonesia datang membawa hatinya
menyertakan pula hati Ibu manusia se-Indonesia: Iriana
Agar hati dan pikir kalian terbuka bagi nurani dunia, anyir darah, roh-roh gentayangan para korban dan beratus-ratus kolam air mata pengungsi

Lihatlah Bapak manusia Indonesia, hai Ukraina,
pada puing-puing Irpinmu dia berkaca dan menyendengkan telinga,
mendengar ratap dan tangis anak-anakmu atas perang laknat ini

Jokowi dan Iriana mengunjungi para korban perang dan menyerahkan tanda simpati dan empati. (Foto: Laila Rachev, Biro Pers Sekretariat Presiden)

Lihatlah Ibu Indonesia teriris hatinya tatkala dengan telinga hatinya sendiri mendengar jerit pilu anak-anakmu

Hanya satu pinta yang kami titip
pada hati dan pikir Jokowi dan Iriana:
“Kebesaran kalian: Zelenskyy dan Putin justru terlihat saat kalian mau menundukkan diri di hadapan derita, luka dan duka rakyat, lantas menghentikan perang laknat itu!”

Kalian setuju bukan, bahwa perang itu laknat?
Maka meneruskan perang adalah meneruskan kelaknatan,
dan bersamaan dengan itu: penarik pelatuk perang serta yang memicunya adalah laknat juga!

Vladimir Putin, hentikan!!
Volodymyr Zelenskyy, hentikan!!

Related Post