Sat. Jul 27th, 2024

Menafsir Makna HUT Kemerdekaan di Tengah Pandemi Covid-19

Vinsens Al Hayon
Tetaplah berkibar, Merah Putih

Refleksi pasca perayaan HUT Kemerdekaan RI ke -76

Oleh Vinsens Al Hayon

TEMPUSDEI.ID (20 AGUSTUS 2021)

HUT Kemerdekaan RI ke-76 baru saja dirayakan di tengah situasi Pandemi Covid-19.  Nuansa semaraknya sangat beda dengan kejadian dua tahun lalu dan sebelumnya. Walau demikian, perayaan kali ini sungguh unik dan menggetarkan sukma.

Ada kebangkitan baru. Tandanya: aktivitas kibarkan bendera di setiap rumah warga tetap terjamin, lilitan kain merah putih melambai hampir di semua tranportasi umum dan pribadi, aktus digital menyongsong dan di hari ulang tahun kemerdekaan lebih seru. Lagu-lagu kebangsaan dan perjuangan, video dan short film seputar hari raya besar bangsa serta twibon HUT RI ke-76 menghiasi seluruh wajah media sosial digital. Ramai sekali.

Keseruan dan kemeriahan itu merupakan simbol mulainya pembebasan dari kungkungan pandemi. Terbersit juga harapan baru dan asa ini diprediksi terus tumbuh di tanah air Inodnesia terutama di nurani warga masyarakatnya. Semangat untuk “pulih” nampak terang  menyelimuti seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam keterbatasan gerak demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19, dan taat Prokes untuk keselamatan nyawa warga masyarakat, “Merah Putih,” bendera negeriku dikibarkan, lagu “Indonesia Raya” bergema lantang, syair kehormatan “Padamu  Negeri” mengalun untuk mebuktikan “Indonesia tanah air beta,” “Tanah tumpah darahku yang mulia” yang membentang luas dan membujur panjang dari Sabang sampai Merauke dan dari Mianggas sampai di Rote, tetap eksis. “Indonesia tangguh Indonesia maju.”

Muncul pertanyaan introspektif: “Adakah ‘Pemilik semesta’ mendasari seluruh hidup, pergerakan dan ada kita di Indonesia sebagai ‘surga kecil’ yang nyata, tempat kita berkarya, hidup berdampingan dengan damai di antara ragam suku, budaya, bahasa dan agama?”

Satu jawaban: Rakyat Indonesia beragama meyakini itu dan mengangkat hati mengakui pesona indah alam nusantara adalah anugerah Tuhan, Pemilik semesta. Terbentang di sana beribuan pulau, gunung-gemunung, lembah-ngarai, lautan-selat dan hutan rimba sebagai berkah dari Tuhan untuk bumi persada. Indonesia jaya.

Lalu apakah tugas kita? Tidak lain dan tidak bukan menyatukan, merawat dan memajukan Indonesia. Jaga dan amalkan Pancasila, wujudkan Bhineka Tunggal Ika dalam kebersamaan dan karya, pegang teguh amanah UUD, 1945 dan ikat kuat persatuan dalam wadah NKRI.

Tugas dan tanggungjawab sedemikian itu telah menjadi alasan kuat sehingga Pandemi Covid-19 tidak sedikit pun menghalangi kita seluruh masyarakat Indonesia merayakan HUT kemerdekaan RI, seraya mengikrarkan kaul untuk berjuang maju, bahu membahu, sehati-sejiwa, seia-sekata, sepikir-seperasaan dan sepenanggungan bersedia, siap dan ya, membangun Indonesia tercinta ini. Di manakah letak dasar semangat itu tumbuh dan menghidupi seluruh rakyat Indonesia?

Spirit Cinta dan Sukacita

Satu jawaban di antara yang banyak adalah “spirit cinta dan sukacita” (Roh cinta dan sukacita) yang dimiliki warga bangsa. The spirit of love and joy  adalah anugerah besar dan telah merasuki jiwa pemimpin bangsa dan telah juga merendam basah seluruh diri rakyat sejak perjuangannya hingga teriakan: “Merdeka, merdeka, merdeka,” dikumandangkan pada 17 Agustus 1945, 76 tahun silam dan masih terus dikumandangkan sampai detik ini bahkan sampai kapan pun.

Teriakan itu menandai hening cipta seluruh rakyat dan hormat warga bangsa Indonesia akan perjuangan semua mereka dan para pahlawan yang telah gugur untuk Indonesia tercinta. Teriakan itu menandai hormat dan bhakti warga bangsa ini kepada negerinya, Indonesia Raya, tanah air dan tanah tumpah darah.

Yang pertama dan utama, bahwa teriakan itu adalah tanda syukur kepada Yang Kuasa yang telah menganugerahkan bangsa ini kepada rakyat Indonesia sebagai surga kecil yang nyata ada. Ingat amanah UUD Tahun 1945, Pembukaan: “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan bangsa yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.” Luar biasa kalimat ini. Seperti diilhami untuk dituliskan dan diamanahkan.

Situasi pandemi, boleh dikatakan mencekam untuk dekade ini, tetapi tidak menghalangi teriakan “merdeka” itu karena spirit “Cinta dan sukacita” (The spirit of love and joy). Pada konteks ini ditafsir dan diartikan, bahwa cinta adalah dasar dan yang memacu tindakan proaktif  dengan kandungan optimum (kebaikan tertinggi) yang diberikan kepada orang lain, sesama setanah air dan bangsa dicintai.

Dalam bahasa Yunani cinta jenis ini disebut agape, yakni cinta yang didorong oleh sukacita memberi secara tulus, nirpamri dan imbal jasa untuk diri dan kelompok tertentu. Mengutip kata-kata John F. Kenedy: “Jangan tanyakan apa yang negara perbuat untuk anda tetapi apa yang telah anda perbuat untuk negara?” Penerima agape (sesama rakyat) dan kepada bangsa yang diabdi dengan agape akan hadir kegembiraan.

Jadi di mana ada agape di situ ada sukacita. Di mana ada sukacita di situ ada  energi kehidupan  melimpah, kreativitas memuncak dan karya-karya terbaik bermunculan. Roh cinta pada konteks ini berubah menjadi roh kreativitas dan inovasi.  Maka benarlah diyakini, bahwa oleh Roh cinta dan sukacita, setiap kita siapan pun dia di belahan Indonesia ini dimampukan menciptakan hal-hal baru yang berguna bagi bangsa ini. Sangat boleh jadi, tema “Indonesia tangguh Indonesia maju,” adalah simpulan dari the spirit of love and joy.

Lebih jauh dapat ditafsirkan bahwa perayaan Hut RI di tengah pandemi adalah karena the spirit of love and joy.  Spirit inilah yang memungkinkan dedikasi, pengabdian dan loyalitas kepada bangsa Indonesia yang plural suku, budaya, bahasa dan agamanya. Semboyan, “Bhineka tunggal ika, mencapai perwujudannya.” Spirit seperti inilah yang memberanikan kita memperjuangkan NKRI harga mati. Spirit inilah yang  menjadikan kita bebas dari macam-macam ketakutan dan kekhawatiran, termasuk memberanikan kita dengan berbagai cara secara bersama pada level (internasional) nasional dan lokal memberantas penyebaran virus korona dan mengatasi Pandemi Covid-19. Mari, biarkan diri kita diresapi oleh spirit of love and joy untuk Indonesia tangguh Indonesia maju.*

Related Post

Leave a Reply