Sat. Jul 27th, 2024

Memaknai “Kebetulan” Waktu Perayaan Kenaikan Tuhan Yesus dan Hari Idul Fitri Tahun Ini

Kollase ilustrasi
Sketsa Romo Mudji Sutrisno SJ

Oleh Simply da Flores, Alumnus STF Driyarkara Jakarta

Bulan Mei, hari Kamis tanggal 13, tahun 2021 ini menjadi sangat istimewa. Pada hari yang sama ini, ada perayaan iman  dari dua umat beragama, yakni: Umat Kristen merayakan Hari Kenaikan Yesus ke Surga, Umat Islam merayakan Hari Idulfitri. Sebuah kebetulan kesamaan waktu perayaan. Mensyukuri kesamaan waktu tersebut, saya beberapa alasan rasa syukur.

Anak Cucu Nabi Abraham

Menurut sejarah iman Umat Kristen dan Umat Islam, Nabi Abraham adalah pilihan Allah sebagai Bapa Bangsa untuk rencana keselamatan bagi manusia. Anak Nabi Abraham:  Iskak – Ishak memperanakkan Bani Israel dan Ismail memperanakan Bani Arab. Bani Israel membangun dua tradisi, yakni tradisi agama Jahudi dan Kristen, sedangkan Bani Arab melahirkan tradisi Agama Islam.

Perkembangan tradisi adat budaya dan agama dari anak cucu Nabi Abraham ini sudah berabad-abad dengan seluruh dinamikanya. Saya teringat beberapa bulan lalu, Paus Fransiskus melakukan kunjungan ke Irak, dalam semangat iman dan napak tilas sejarah Nabi Abraham. Satu pesan terpenting adalah untuk merajut persaudaraan dan perdamaian bagi manusia se-dunia.

Kita Sesama Saudara. Sesama karena hidup dalam atmosfir yang sama, hirup udara yang sama. Sesama karena harkat martabat kemanusiaan yang sama: ciptaan Allah, Citra Allah, Fitrah dan Nur Allah, Khalifah Allah di dunia dan kita manusia sama darahnya. Khusus untuk umat Jahudi, Kristen dan Islam, kita dari satu moyang yang sama, yakni Bapa Nabi Abraham.

Perbedaan yang Indah karena diikat oleh persamaan hakikat sejarah dan kodrati Ilahiah, yakni Rencana dan Kehendak Allah Maha Misteri, Maha Rahman dan Maha Rahim.

Penanggalan Masehi dan Penanggalan Hijriah

Tradisi Agama Kristen memiliki penanggalan Masehi atau Tahun Romawi. Ini berlaku hingga sekarang di berbagai belahan dunia. Dalam tradisi umat Islam ada penanggalan Hijriah. Masih ada juga tradisi penanggalan lain, yakni China, Hindu, Maya, dll.

Masing-masing penanggalan tersebut, Masehi dan Hijriah, tidak saja tradisi soal perhitungan jumlah hari dan bulan, tetapi lebih khusus sehubungan ada konteks sejarahnya dan makna yang lebih mendalam untuk masing-masing tradisi penghayatannya. Termasuk dalam penentuan tanggal bulan untuk perayaan keagamaan.

Karena itu, ketika terjadi kesamaan waktu perayaan, bagi dua penanggalan berbeda, Masehi dan Hijriah untuk umat Kristen dan Islam, maka kebetulan ini perlu dimaknai istimewa, bagi yang peduli, dan kiranya kita semua di Indonesia ini.

Mengapa demikian? Hemat saya, pemilik kedua tradisi penanggalan tidak sedang mencari kecocokan hari perayaan agama. Para tokoh pemimpin agama Kristen dan Islam di Indonesia ini juga tidak pernah bertemu, lalu merencanakan kesamaan hari untuk perayaan keagamaan yang sama tahun ini. Juga dari Menteri dan departemen Agama atau Pemerintah Pusat NKRI membuat kebijakan politik. Tidak.

Kalaupun ada yang mengusulkan, pasti sebagian besar tokoh agama dan umatnya menolak untuk penentuan waktu dan tanggal perayaan keagamaan yang sama. Alasannya pasti bukan soal teknis biar kelihatan seolah-olah toleran, tetapi hal prinsip dan nilai dalam masing-masing ajaran  agama, Kristen dan Islam. Jadi, kesamaan waktu perayaan ini tidak diatur oleh manusia.

Lalu, siapa yang mengatur bahwa tahun 2021 ini, perayaan keagamaan, hari raya kenaikan Yesus dan Hari Lebaran di Indonesia terjadi pada hari Kamis – tanggal 13 Mei 2021? Mengapa tidak ada yang demo, protes atau membuat gugatan? Sekali lagi, mengapa putaran waktu dan petunjuk alam semesta untuk perayaan agama dalam tahun ini terjadi pada waktu yang sama, Kamis 13 Mei 2021?

Menurut saya, kesamaan waktu perayaan keagamaan ini diatur dan direncanakan oleh Allah, Sang Pemilik Waktu, Sang Maha Pencipta, Maha Bijaksana dan Maha Penyayang. Di tengah wabah pandemi Covid-19, saat banyak bencana alam, saat dunia masih bergulat dengan ketakutan akan kematian, kita di Indonesia yang juga marak dengan penistaan, radikalisme, terorisme, korupsi dan konflik di mana-mana; Allah menyatakan Kasih Sayang-Nya bagi bangsa dan negara kita. Umat Islam mayoritas di NKRI dan umat Kristen minoritas di NKRI dipertemukan waktu, diingatkan Allah untuk kembali ke dalam hakikat jatidiri dan makrifat Allah. “Hormat dan berdamailah dengan sesamamu, dan sujud syukurlah pada Allahmu”. Tegakkanlah hukum kasih sayang asali dan kodrati ilahiah dalam menjalankan kehidupan insaniah di atas bumi, di tanah air Indonesia tercinta ini.

Yesus Kristus yang naik ke surga berpesan kepada para murid-Nya dan semua orang Kristiani, “Pergilah ke seluruh dunia dan wartakanlah Injil keselamatan. Laksanakanlah Hukum Kasih agar memperoleh surga, Kerajaan Allah”.

Dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, umat Islam pun mengenal dan mengimani Nabi Abraham serta Nabi Isa allaiwasalam. Siapakah sosok Nabi Abraham dan Nabi Isa, juga apa ajaran-ajaran nya, semua diimani dalam tradisi keagamaan masing-masing.

Untuk kita di Indonesia, umat Kristiani dan Umat Islam, hemat saya, tahun ini Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang mengatur kesamaan waktu perayaan agama, tanggal 13 Mei 2021, adalah rahmat berkah-Nya penuh makna dan sebuah Mukjizat Cinta Allah. Kita semua diminta kembali ke hakikat insaniah dan amanah ilahiah sebagai Citra Allah, fitrah Allah, Nur Allah, Khalifah Allah, manusia terberkati dan sesama saudara di tanah air tercinta Indonesia. Lalu pada gilirannya bangsa negara kita menjadi “mercusuar dunia – rumah bangsa-bangsa”, tanah surga karena ada damai dan sukacita di negeri ini.

Doa Kita Bersama

Khusus kita sebagai bangsa NKRI, kita patut syukuri bahwa kita diberkahi Pancasila melalui perjuangan patriotisme para pendahulu dan pendiri bangsa. Allah meridhoi mereka bermusyawarah dan bermufakat untuk memproklamasikan NKRI. Saya meyakini, Indonesia adalah “negeri terjanji” dan “bangsa pilihan Allah” untuk membawa keberkahan bagi semua umat manusia di dunia, dengan segala kekayaan adat budaya suku bangsa serta kekayaan alamnya.

Saya catat sebuah doa, yang di-posting dalam grup WA pagi ini: “Ya Allah, karunikanlah kepada kami, jiwa yang tenang dan tentram, hiasi hati kami dengan rasa syukur, sabar dan ridha atas ketentuan-Mu. Ya Allah, jauhkanlah kami dari sifat ujub, riak, takabur dan berprasangka buruk kepada orang lain. Amin, ya  Rabbil Allamin…”

Ya Yesus, jadikanlah kami pelaku firman-Mu, mengasihi sesama seperti mengasihi diri kami sendiri. Jadikanlah kami pembawa berkat bagi sesama, bukan pembuat bencana bagi kehidupan ini. Berilah kami kekuatan rahmat-Mu, agar mampu melakukan FirmanMu.

Syukur kepada Allah atas berkah kesamaan waktu merayakan hari keagamaan yang suci tahun ini, Kamis, 13 Mei 2021.

Selamat Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Kenaikan Yesus.

Related Post

Leave a Reply