Sat. Jul 27th, 2024

Pertama Kali, Gereja Katolik Indonesia Miliki Program Doktoral Teologi, Ada di Malang

Kampus STFT Widya Sasana Malang.
Suasana Kenduri sebelum Pandemi Covid-19. (Foto: FB Romo Armada)

 

MALANG, TEMPUSDEI.ID (11 MARET 2021)

Sekolah Tinggi Filsafat Teologi STFT Widya Sasana (STFT WS) Malang pada 1 Maret 2021 lalu merayakan HUT ke-50. Ketika berdiri, namanya Institut Filsafat Teologi (IFT).

Di tengah pengalaman yang mewarnai perjalanan, lembaga pendidikan yang dikelola oleh Kongregasi Misi (CM) dan Ordo Carmelit ini mengalami kemajuan yang  membanggakan dengan lulusan yang tersebar di mana-mana, baik yang menjadi imam atau Uskup maupun awam.

Menyongsong usia emas pada tahun ini, terlebih dahulu pada 23 Agustus 2019, sekolah tinggi yang dipimpin oleh Prof. Dr. FX Eko Armada Riyanto, CM ini meluncurkan Program Doktoral Teologi. Ketika itu Ditjen Bimas Katolik secara resmi menyerahkan surat keputusan Ditjen tentang izin operasional penyelenggaraan Program Doktoral Teologi.

Untuk angkatan pertama, tercatat 14 orang mahasiswa, sedangkan angkatan kedua sebanyak 13 orang.

Dalam sejarah Gereja Katolik di Indonesia, inilah Program Doktoral Teologi pertama milik Gereja Katolik. Di Unika Atmajaya Jakarta, ada program Doktoral Teologi untuk Ministry.

Kenduri sebelum Pandemi Covid-19. (Foto: dari FB Romo Armada).

Lantas, apa harapan Romo Armada selaku Rektor menghadapi perjalanan ke depan? Kepada tempusdei.id, Romo Armada menyampaikan harapan agar segenap kemajuan pendidikan yang para calon imam alami mampu menanggapi kebutuhan masyarakat dan Gereja lokal dan universal di masa depan.

Doktor Filsafat lulusan Universitas Gregoriana, Roma, Italia ini juga berharap, pendidikan di STFT WS juga makin mengokohkan “sense of communio” para alumninya baik communio dalam Gereja maupun dalam masyarakat. “Kami sungguh berharap, STFT WS makin bermutu dalam menjawab tantangan kemajuan bidang pendidikan, dan turut memajukan teologi dan filsafat di Indonesia,” ujarnya.

Di tengah harapan tersebut, Romo Armada juga menyadari tantangan ke depan. Dia menyebut pola-pola pendidikan yang terus berubah seiring kemajuan teknologi dan tuntutan perkembangan menjadi tantangan tersendiri.

Dia pun menyebut, tantangan Gereja Indonesia seperti problem sosial politik, pluralisme dan kebersatuan bangsa, dialog dan pemerataan keadilan, dan seterusnya sebagai tantangan STFT WS juga.

Hal lain yang Romo Armada sebutkan adalah perubahan zaman  yang ia pandang menggerus mentalitas kaum muda. Karena itu, ia mengajak para dosen dan pendidik  untuk mengikuti perkembangan zaman sehingga tidak hanya  terampil dalam hal metodologi pengajaran, tetapi juga bersinergi dengan perkembangan generasi.

Selamat Pesta Emas, STFT Widya Sasana Malang! (tD/EDL)

Related Post

Leave a Reply