Sat. Jul 27th, 2024

Pengacara Stefanus Roy Rening Sembuh dari Covid-19: Ini Wujud Bahwa Iman Menyelamatkan

Roy Rening dengan Penghargaan Tokoh Hukum" dari Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia.

TEMPUSDEI.ID (15 FEBRUARI 2021)

Pengacara Dr. Stefanus Roy Rening sudah berupaya menghindarkan diri dari serangan Virus Korona. Ia patuh pada protokol kesehatan, tapi entah bagaimana Roy masih saja terpapar virus mematikan itu. Pada tanggal 5 Januari 2021, hasil tes swabnya menyatakan bahwa dia positif Covid-19.

Malang baginya, pada tanggal 5 Januari tersebut, semua rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta penuh. “Adik-adik saya cek di RSPAD, Persahabatan, Sulianto Saroso, RSCM, semuanya penuh. Menyadari jenis penyakit ini, saya tidak mau dirawat di rumah sakit yang pelayanannya kurang maksimal. Jadi saya benar-benar panik dan stress saat itu,” kisah Roy kepada Tempusdei.id.

Ingin Dirawat di “Rumah Sendiri”

Roy rasakan sapaan Suster menenangkan.

Di tengah kepanikan itu, sekejap muncul kesadaran yang lebih dalam. Secara spontan Roy Rening berseru dalam hati, menyakinkan dirinya untuk bisa dapat jalan keluar. Dia sadari bahwa sejak muda dirinya sudah jadi aktivis Katolik, punya rekam jejak perjuangan yang berpihak pada kepentingan gereja dan kemanusiaan di Indonesia. Pengalaman-pengalaman itu seakan terpanggil kembali dalam situasi mencekam itu. Dia lalu berpikir, “Sebagai orang Katolik, saya harus dirawat di rumah sakit saya sendiri,” tandasnya.

Roy Rening lalu dengan percaya diri mengontak seorang tokoh gereja penting di Jakarta. “Saya menghubungi beliau lewat WA dan ceritakan keadaan yang sebenarnya, bahwa saya positif terpapar Covid-19 dan sekarang sudah di RS Sint Carolus, tapi belum dapat kamar untuk perawatan. Puji Tuhan, beliau mengenal saya dengan baik lalu merespon dengan cepat,” ujar Roy.

Tak berselang lama, Suster Lucia, CB yang menjadi kepala biara pengelola rumah sakit Sint Carolus, menghubungi Roy Rening. Dengan lembut Suster Lucia menyapa Roy Rening dengan pertanyaan sederhana, “Apakah Pak Roy sudah santap sore atau malam?” Sapaan lembut itu membuat Roy Rening menjadi tenang. “Benar suster, dari sore tadi saya belum sempat makan apa pun karena stres mencari rumah sakit yang bisa merawat saya. Tapi sapaan suster sungguh membuat saya tenang,” balas mantan Ketua Umum Partai Katolik Demokrasi Indonesia ini.

Setengah jam kemudian, Roy mendapat kabar bahwa kamar untuknya sudah tersedia, tapi di kelas VIP I Unit Fransiskus khusus pasien Covid 19. Kebetulan saat itu ada pasien yang baru selesai dirawat di situ. Tanpa pikir panjang lagi, Roy langsung setuju dirawat di rumah sakit tersebut. “Jujur suster, saya senang bisa dirawat di sini, sebab ini rumah sakit saya sendiri sebagai orang Katolik,” ujarnya.

Pertolongan Tuhan

Hampir bersamaan waktu saat itu, cukup banyak tokoh; baik tokoh gereja, politisi dan pejabat menjadi korban Covid-19. Banyak dokter, tenaga kesehatan, biarawan-biawarati, pastor, pendeta dan lainnya tidak tertolong dari pendemi ini.

Roy merasakan betul ada suara Tuhan yang menyapa dan tangan Sang Kuasa yang membantu. “Saya seperti disuruh untuk kontak dengan beliau. Dan tak berselang lama, beliau menjawab. Sesuatu yang sangat saya syukuri,” ungkapnya.

Lebih jauh, Roy mengaku dalam rasa syukur dan terimakasih itu, muncul kesadaran bahwa apa pun yang seseorang, termasuk dirinya lakukan berupa pengabdian, pengorbanan, bantuan bagi kepentingan umum ternyata tidak sia-sia. “Apa pun yang kita lakukan sebagai ungkapan iman dalam hidup bermasyarakat dan berbangsa selalu punya takaran dari Yang Empunya kehidupan,” tambah Roy.

Bagi Roy Rening, semua rekam jejaknya dalam membantu dan membela kemanusiaan selalu bermakna untuk sesuatu. Semua itu ada pahalanya. Sewaktu-waktu, dalam situasi yang sangat sulit, Kuasa Ilahi menunjukan jalannya sendiri menjadi berkat. “Saya sungguh merasakan kasih karunia Tuhan yang menyelamatkan saat itu,” urai kuasa hukumTibo cs (alm) dan Romo Frans Amanue, Pr (alm), serta Herman Jumat Masan ini.

Ditangani Tiga Dokter

Selama 11 hari dirawat di rumah sakit tersebut, setiap hari: pagi, siang, dan sore, tiga orang dokter bergantian memeriksa kesehatannya. Pada tanggal 15 Januari, dokter memperbolehkan Roy Rening isolasi mandiri di rumah. “Dokter mengatakan, kondisinya sudah semakin membaik, jadi bisa isolasi mandiri di rumah,” jelasnya.

Pada tanggal 20 Januari, “Tokoh Pejuang Hukum dan Keadilan” versi Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia ini, dinyatakan sembuh. “Saya refleksikan itu sebagai tuntunan Roh Kudus karena Ia ingin saya masih harus berjuang menegakkan hukum dan keadilan di Indonesia,” pungkas Roy Rening. (tD/CR)

Related Post

Leave a Reply