Sat. Jul 27th, 2024
Acara penganugerahaan Best Under A Billion dari Forbes Asia – (foto: dokumen Sidomuncul)

Jakarta, TEMPUSDEI.ID (15/11/20) – Ini berita gembira untuk Indonesia. Sidomuncul, perusahaan jamu herbal dari Indonesia meraih penghargaan internasional, yakni Asia Best Under a Billion versi FORBES. Sidomuncul terpilih menjadi 200 dari 18,000 perusahaan yang ada di kawasan Asia-Pasifik dengan kinerja terbaik berdasarkan pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas.

Sidomuncul dan 199 perusahaan lainnya berhasil melakukan penjualan di bawah USD 1 miliar, memiliki peningkatan keuntungan, serta tidak mempunyai hutang. Kalapun memiliki hutang, hanya sedikit. Beberapa hal tersebut menjadi kriteria penilaian Asia Best Under a Billion. Dalam Asia Best Under a Billion tahun ini inovasi perusahaan menghadapi pandemi virus korona juga menentukan keberhasilan sebuah perusahaan masuk dalam TOP 200.

Seperti banyak perusahaan lain, Sidomuncul juga mengalami hambatan serius akibat pandemi virus korona. Bahkan karena pandemi tersebut, perusahaan ini melakukan Work From Home (WFH). Meski begitu, tim Sidomuncul tetap berusaha melakukan inovasi agar perusahaan tetap beroperasi, malah mengalami peningkatan penjualan pada Q3 sebesar 11 persen. Di tengah pandemi ini, Sidomuncul bahkan bisa melakukan berbagai aksi sosial untuk membantu masyarakat yang mengalami penurunan daya beli.

Irwan Hidayat, Direktur Sidomuncul

Irwan Hidayat, Direktur Sidomuncul bersyukur perusahaanya bisa menghadapi pandemi virus korona dengan tingkat produktifitas yang menggembirakan dan mendapat apresiasi tingkat internasional tersebut. “Kami bergembita bahwa kami bisa menghadapi situasi sulit ini dengan kinerja yang baik dan hasil yang baik pula, yang terbukti dari meningkatnya penjualan pada Q3 sebesar 11 persen,” kata Irwan kepada TEMPUSDEI.ID pada 23/11.

Untuk Irwan, penghargaan tersebut akan menjadi energi baru yang menggerakkan agar perusahaannya tetap mencapai tingkat produktifitas yang baik. “Agar bisa berbagi dengan masyarakat, kami harus produktif. Untuk itu, kami akan tetap bekerja keras penuh inovasi. Mohon dukungan masyarakat,” pinta Irwan.

Uniknya, walau pandemi mengimpit, Irwan malah mencanangkan pembangunan museum jamu. “Awal tahun nanti, kami akan membangun museum jamu dan pusat penelitian. Kami ingin masyarakat semakin mengenal jamu dengan segala perkembangannya, sekaligus mengetahui produksi produk-produk Sidomuncul,” tambah suami Sinta Hidayat ini.

Selain membangun museum jamu dan research center, Sidomuncul juga akan mengembangkan bisnis bahan baku agar potensi pemanfaatan obat herbal di Indonesia bisa lebih masif. “Kami akan menjual bahan bakunya ke dalam dan ke luar negeri (ekspor). Saya rasa (bisnis) ini lebih menguntungkan karena bahan baku tidak perlu regulasi yang sulit,” jelasnya.

Irwan juga menjelaskan bahwa sejak beberapa tahun lalu Sidomuncul telah membangun pabrik bahan baku bernama PT Semarang Herbal Indo Plant. Pabrik ini mempunyai laboratorium R&D untuk memproduksi sekaligus melakukan quality control dan quality assurance.

Irwan juga menjelaskan bahwa setiap produk Sidomuncul telah melalui uji quality control sesuai dengan aturan BPOM. “Macam-macam uji mulai dari tes aflatoksin, tes cemaran mikroba, tes logam berat, tes pupuk dan pestisida, dan tes DNA (bebas bahan haram) untuk memastikan bahwa produk aman digunakan, sudah kami lakukan.  Selain itu, produk Sidomuncul juga telah mendapatkan sertifikasi halal MUI, HACCP, GMP, dan ISO,” pungkas Irwan. (tD/EDL)

Related Post

Leave a Reply