Sat. Nov 9th, 2024

Jakarta, TEMPUSDEI.ID (28/10/20) – Hari ini, tepat 92 tahun lalu ikrar Sumpah Pemuda digelar di Pelataran Gereja Katedral Jakarta. Saat itu, pemuda dari berbagai latar belakang, namun dengan semangat yang sama, memekikkan semangat persatuan. Tanpa ragu mereka memproklamasikan kepada dunia bahwa mereka adalah satu semangat “kian menjadi Indonesia”.

Kami satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa: INDONESIA

Menurut Mgr. Ignatius Suharyo, pada Sabtu sore, 27 Oktober 1928 sidang pertama dilakukan di gedung Pemuda Katolik, yang berada di areal Katedral Jakarta. Dan akhirnya sidang itu ditutup pada Minggu malam, 28 Oktober 1928 di gedung yang sekarang disebut Gedung Sumpah Pemuda.

Cacatan sejarah ini memberi pesan yang sangat kuat bagi bangsa Indonesia tentang masa depannya sebagai bangsa. Menurut Celestino Reda, fakta bahwa Sumpah Pemuda digelar kompleks Katedral Jakarta menunjukkan bahwa para pemuda kala itu memiliki komitmen dan visi yang sangat kuat tentang bangsa ini. Mereka melihat perbedaan yang ada pada mereka sebagai kekuatan dahsyat untuk membangun bangsa ini. “Sungguh! Ini menunjukkan jiwa luhur, jiwa besar dan wawasan yang sangat terbuka. Mereka melihat hal yang jauh lebih besar daripada mempersoalkan kepelbagaian mereka,” ujar pria asal Waingapu, Sumba ini.

Celestino mengajak khususnya kaum muda untuk menengok dan belajar dari semangat “Pemuda 1928” dalam merawat semangat membangun dan hidup bersama. “Mereka sudah mengajari kita dan itu sudah terbukti. Mari kita teruskan,” ajaknya.

Hal yang sama disampaikan oleh drg. Aloysius Giyai, M.Kes, seorang intelektual dan tokoh Papua. Bagi Alo, semangat bersatu merupakan warisan sangat berharga dari generasi 1928. “Karena bersatulah bangsa ini akhirnya lahir melalui Proklamasi yang mendebarkan itu. Soekarno dan Hatta serta teman-teman saat memproklamasikan negeri ini berdebar-debar karena situasi belum aman. Hanya keberanian, tekad dan cinta saja yang buat mereka lakukan itu,” ujarnya.

Rasnius Pasaribu mengaku sangat salut kepada Generasi 1928 dengan visi cemerlang mereka. “Tidak terbayangkan kalau mereka mementingkan identitas masing-masing. Kita patut bersyukur atas jiwa besar dan keteladanan mereka. Karena semangat merekalah kita ada hari ini,” ungkap anggota DPRD Kota Bekasi ini. Lanjut Rasnius, “Tugas kita sekarang mengerahkan segala kemampuan untuk membangun dan saling menginspirasi. Kalau bisa bangun yang besar silakan, tapi bisa juga membangun yang kecil-kecil dengan semangat besar,” pungkas Rasnius. (tD/EDL)

 

 

Related Post

Leave a Reply