Sat. Dec 14th, 2024

Sembuh dari Covid-19 Andrea Bocelli & Keluarga Sumbangkan Plasma Darah

Andrea Bocelli sumbang plasma darah.
Andrea Bocelli

Siapa yang tidak kenal Andrea Bocelli (61), penyanyi opera asal Lajatico, sebuah kota dekat kota Pisa di Italia. Penampilannya selalu memukau dan mengundang decak kagum.

Baru-baru ini ia memecahkan rekor dengan jumlah penonton terbanyak dalam sejarah untuk jenis musik klasik. Sebanyak 28 juta orang menonton konsernya yang disiarkan secara langsung dari Katedral Duomo di kota Milan. Ia menyanyikan lima lagu termasuk Amazing Grace dalam konser berdurasi 25 menit bertajuk Music for Hope itu.

Selain konser tersebut, sehari sebelum ia dan keluarganya menyumbangkan plasma darah untuk penderita Covid-19, ia menggelar konser dari kediamannya dengan menyanyikan Ave Maria. Konser ini pun ditonton banyak orang dan ia menuai pujian luar biasa. Bocelli memang dikenal berasal dari keluarga Katolik yang taat dan sangat menaruh hormat kepada Bunda Maria.

Bocelli menyumbangkan plasma darahnya setelah ia sendiri dinyatakan sembuh dari Covid-19 (ringan).  “Ini gerakan sederhana tapi mendasar,” kata pelantun lagu The Prayer ini.

Selama masa karantina mandiri, Bocelli memanfaatkan banyak waktunya untuk beristirahat. Bagi Bocelli, waktu yang tersedia akibat stay at home, apalagi harus menjalani karantina, merupakan kesempatan istimewa. Betapa tidak? Selama puluhan tahun sebelumnya, oleh karena kesibukan, ia nyaris tidak punya banyak waktu untuk beristirahat.

Selain Bocelli, pesohor lain yang juga menyumbangkan plasma darahnya adalah aktor Holywood Tom Hanks yang sudah dua kali mendonasikan plasma darahnya pada April dan Mei lalu. Hanks dan sang istri Rita Wilson terpapar saat syuting film di Australia awal Maret.

Menderita Congenital Glaucoma

Andrea Bocelli, pantang menyerah.

Bocelli berasal dari Lajatico, sebuah kota yang dekat dengan kota Pisa. Bocelli kecil tinggal di perkebunan zaitun dan anggur milik orangtuanya. Sejak anak-anak ia sudah menjadi pemain organ di gereja.

Bocelli kecil yang sejak lahir menderita congenital glaucoma, pada umur 12 tahun mengalami kebutaan total akibat kecelakaan saat bermain sepak bola.

Hebatnya, kebutaan total yang ia alami, sama sekali bukan alasan baginya untuk menyerah. Ia bekerja keras dan secara gemilang berhasil meraih gelar doktor ilmu hukum berkat motivasi dari ibunya. Dia pun sempat berpraktik sebagai pengacara.

Ya, nama besar yang Bocelli sandang hari ini ia raih melalui perjuangan dan perjalanan hidup yang tidak ringan, bahkan tergolong Spartan.

Awal kariernya sebagai penyanyi resmi ia mulai memenangi lomba menyanyi Margherita d’Oro di Viareggio dengan lagu O Sole Mio. Ketika itu, ia masih berusia 14 tahun dan telah dua tahun mengalami kebutaan total.

Sukses Bocelli tidak lepas dari peran Luciano Pavarotti ketika pada tahun 1992, seorang musisi rock Italia, Zucchero membuat demo tape lagu Miserere dengan suara Bocelli dan mengirimkannya kepada Pavarotti.

Di dunia musik internasional nama Bocelli dikenal ketika berduet dengan penyanyi sopran Sarah Brightman menyanyikan lagu Time to Say Goodbye. Pada tahun 1998 Bocelli bersama Celine Dion berkolaborasi dalam lagu The Prayer.  Lagu  ini pun memenangi penghargaan Kusala Golden Globe sebagai lagu latar terbaik dalam film Quest for Camelot. (tD/das)

Related Post

Leave a Reply