


Dalam kunjungannya ke Lebanon, Paus Leo XIV menyoroti dua orang kudus dari Lebanon yang menjadi mercusuar harapan bagi dunia.
Dalam sebuah pertemuan dengan kaum muda di depan Patriarkat Antiokhia, Paus Leo XIV berkata, “Pertimbangkanlah banyaknya orang kudus Lebanon. Betapa indahnya kehidupan St. Rafqa, saat ia menanggung penderitaan bertahun-tahun melawan penyakit dengan kekuatan dan kelembutan!”
“Betapa banyaknya tindakan belas kasih yang dilakukan oleh Beato Yakub El-Haddad saat ia membantu mereka yang terabaikan dan dilupakan oleh semua orang!” ujar Leo lagi.
Kedua orang kudus ini terkenal di Lebanon, tetapi tidak dikenal luas oleh dunia Barat.
St. Rafqa
Lahir pada tanggal 29 Juni 1832 di Lebanon, Rafqa didesak oleh kerabatnya untuk menikah pada usia 14 tahun, tetapi ia menolak semua lamaran tersebut.
Ia merasa terpanggil untuk mengabdikan hidupnya kepada Tuhan, dan suatu hari ia melarikan diri ke biara setempat.
Melalui serangkaian peristiwa, ia bergabung dengan apa yang sekarang dikenal sebagai Ordo Santo Antonius Maronit.
Rafqa kemudian berdoa kepada Tuhan agar ia dapat menderita seperti Yesus, dan ia menjadi lumpuh dan buta seumur hidupnya.
Ia menjalani hidup suci, dan setelah kematiannya, banyak mukjizat yang dikaitkan dengan perantaraannya.
Beato Yakub El-Haddad – Rasul Lebanon
Dia juga dikenal sebagai Beato Jacques Ghazir Haddad. Yakub lahir pada tahun 1875 di Ghazir, Lebanon, dan setelah lulus kuliah, ia pergi ke Alexandria, Mesir, untuk mengajar bahasa Arab.
Di sanalah ia tertarik pada imamat dan akhirnya masuk Biara Kapusin Fransiskan di Khashbau. Ia ditahbiskan menjadi imam Fransiskan pada tahun 1901.
Menurut biografinya di Vatikan, pelayanan Yakub di Lebanon mencakup berkhotbah di seluruh negeri kecil itu: Sebagai pengkhotbah keliling dari tahun 1903 hingga 1914.
Dia berkeliling Lebanon mewartakan Sabda Allah dan diberi nama “Rasul Lebanon.” Ia juga terlihat berkhotbah di Suriah, Palestina, Irak, dan Turki.
Pada tahun 1919, ia membeli sebidang tanah di bukit Jall-Eddib, utara Beirut, tempat ia membangun sebuah kapel yang didedikasikan untuk Bunda Maria dari Laut. Di dekatnya, ia mendirikan sebuah Salib besar.
Kemudian, ia bekerja tanpa lelah untuk orang sakit, miskin, dan menderita, mendirikan berbagai rumah sakit, seperti Rumah Sakit La Croix di Jal Ed Dib, dan wafat pada tanggal 26 Juni 1954. (aleteia)


