
Oleh Emanuel Dapa Loka
Secara mengejutkan, menyusul wafatnya Paus Fransiskus, pencarian daring global tentang “Bagaimana menjadi Katolik” melonjak tajam 373% dalam rentang waktu 20 April dan 26 April.
Berita yang disiarkan oleh Zenit.org pada 13 Mei 2025, pukul 16:59 tersebut adalah berkat yang ditinggalkan oleh paus bernama asli Jose Mario Bergoglio asal Buenos Aires Argentina itu. Benar bahwa wafatnya mendatangkan duka yang amat mendalam, namun duka itu segera bersalin suka oleh karena melihat nilai-nilai hidup dan imannya yang diwariskannya.
Meningkatnya minat tersebut karena netizen melihat berbagai keteladanan hidup dari pemimpin 1,4 miliar orang Katolik di dunia itu. Keteladanan itu ia perlihatkan dalam kehidupan yang dijalani sehari-hari, tanpa rekayasa atau dibuat-buat. Keteladanan yang dimaksud adalah teladan hidup sederhana yang dia peluk erat dan keberpihakan kepada yang lemah.
Memang betul, sebagai seorang biarawan jesuit, Paus Fransiskus mengikrarkan kaul kemiskinan, selain kaul ketaatan dan kaul kemurnian. Semua biarawan pun mengikrarkan kaul yang sama.
Persis di sinilah istimewanya penggemar klub sepak bola San Lorenzo itu. Dia konsisten dengan kaulnya. Dia tidak tergoda melanggar kaulnya itu walau jabatannya memungkinkan. Dia kepala negara dan pemimpin umat Katolik sedunia.
Memeluk Kesederhanaan dengan Gembira
Yang perlu dicatat dari sikapnya tersebut, dia memeluk kesederhanaan itu dengan gembira sambil memberi makna yang kontekstual. Dia memilih konsisten dengan sikap hidup sederhana, selain karena itu membuatnya sukacita, juga dengan itu dia bisa berbagi sukacita kepada yang lain.
Sejak dia masih menjadi imam dan Uskup di Buenos Aires, anak pertama dari lima bersaudara itu dengan dan dalam kesederhaannya sudah akrab dengan masyarakat di perumahan-perumahan kumuh atau villas miserias.
Dia akrab dan dekat dengan siapa pun. Dia menjadi sahabat orang miskin. Bayangkan, salah satu orang Argentina yang segera dia telepon setelah dia menjadi paus adalah Daniel, seorang tukang koran La Nation. Dia menelepon pada 18 Maret 2013 untuk menyampaikan bahwa dia tidak akan tinggal lagi di Buenos Aires karena telah menjadi Paus. Betapa besar perhatiannya pada orang kecil.
Sangat berbeda dengan beberapa pejabat gereja yang memilih mengabaikan begitu saja kontak-kontak yang dilakukan ”umat biasa”. Mungkin bagi mereka ini, umat yang ”Bukan siapa-siapa” itu tak ada artinya dan cenderung merepotkan.
Kedekatan calon santo itu dengan kesederhanaan dan orang miskin tetap dia pertahankan ketika menjadi paus. Dia memilih untuk tidak mengambil haknya menggunakan berbagai fasilitas mewah sebagai seorang kepala negara.
Dia sering kali pada malam hari pergi ke jalanan kota Roma untuk menjumpai orang-orang miskin. Dia menyebut, pergi menjumpai Yesus di jalanan.
Paus Fransiskus juga mencuci kaki 12 tahanan wanita di penjara Roma sebagai gestur untuk menunjukkan perhatian Gereja kepada kelompok yang rentan. Ia ingin Gereja bukan hanya berbicara tentang orang miskin, tetapi juga benar-benar menjadi bagian dari kehidupan mereka.
Paus Fransiskus juga tidak mau menghakimi mereka yang dihakimi dunia ini seperti kaum homo seksual, LGBT. “Who am I to judge,” katanya.
Aneka pemberian umat kepadanya, segera ia konversi menjadi uang untuk karya-karya amal. Apa pun yang ada padanya, ia ikhtiarkan bagi orang miskin.
Ketika Automobili Lamborghin menghadiahinya sebuah mobil Lamborghini, dia terima dan memberkati namun langsung melelang untuk mendukung dua asosiasi Italia yang bekerja di Afrika, terutama untuk perempuan dan anak-anak.
Warisan The Great Pope
Kembali kepada meningkatnya minat netizen mencari tahu cara menjadi Katolik. Minat tersebut timbul karena sosok dan nilai warisan The Great Pope itu.
Teladannya menimbulkan gerakan. Internet, yang sering kali mencerminkan tren budaya, menyala dengan pertanyaan—tidak hanya tentang suksesi kepausan, tetapi tentang iman itu sendiri.
Aku Magdalena Petrusic, analis senior perjalanan di Vatican Tickets & Tours, agensi yang menyusun data Google Trends, gejala ini sangat berbeda dengan yang pernah pihaknya lacak sebelumnya.
Yang biasanya terjadi, kata Petrusic, saat ada tokoh agama besar meninggal adalah permintaan berwisata. Namun, ini berbeda. ”Orang-orang tidak merencanakan perjalanan—justru mereka mencari pertobatan,” jelasnya.
Paus Fransiskus sangat dicintai karena kesederhanaan, kerendahan hati, seruannya untuk keadilan ekologis, dan desakannya pada belas kasihan daripada penghakiman.
Dia menolak berbagai fasilitas mewah, walau fasilitas-fasilitas itu berkaitan dengan jabatannya sebagai kepala negara. Lihatlah ketika dia ke Indonesia misalnya. Paus menolak menggunakan mobil mewah anti peluru yang telah disediakan, memilih tidur di Kedutaan Besar Vatikan, mengenakan jam tangan sangat murah, duduk di samping supir di kepala mobil. Dan itu semua mengundang decak kagum dunia. Teladan-teladan itu, hidup dan menggerakkan kesadaran dunia.
Laporan terbaru dari Bible Society berjudul The Quiet Revival menyoroti peningkatan yang signifikan dalam minat Kristen—terutama di kalangan Gen Z dan milenial muda berusia 18 hingga 34 tahun.
Sementara jemaat Anglikan di Inggris seperti dilansir zenit.org, mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir, partisipasi Katolik di antara kelompok usia yang sama meningkat secara dramatis—dari 23% pada tahun 2018 menjadi 41% pada tahun 2024.
Masih menurut zenit.org, Pentakostalisme juga memperoleh keuntungan, tetapi kebangkitan Katolik lebih menonjol.
Kata Dr. Alina Meredith, sosiolog agama di Universitas Oxford, “Orang-orang pernah berasumsi generasi muda menjauh dari iman. Itu hanya setengah benar”.
Namun baginya, gejala yang terlihat bahwa orang muda seakan-akan menolak kepercayaan, sesungguhnya yang mereka tolak adalah ritual yang kosong.
Orang-orang muda beralih ke ekspresi iman konkret seperti kepedulian terhadap orang miskin, pengelolaan lingkungan, dan inklusi mengakar. Dunia, khususnya orang muda melihat Paus Fransiskus mencontohkan model kepeduliaan seperti itu.
Terima kasih, Papa Fransiskus atas warisanmu yang amat bernilai di tengah dunia yang abai. Jangan lupa berdoa bagi warisan-warisanmu agar terus bertunas. Beristirahatlah dengan damai di Surga. Amin
