Fri. Jul 26th, 2024

Tiga Pesan Pastor Paroki Santa Clara pada Misa Penutupan Bulan Maria

Misa Penutupan Bulan Maria

BEKASI-Setelah selama sebulan penuh (sepanjang bulan Mei 2024), umat Katolik di seluruh dunia menjalin relasi secara istimewa nan romantis dengan Bunda Maria melalui darasan “Doa Rosario”, mereka menutup bulan yang disebut juga “Bulan Maria” dengan berbagai cara dan ritual.

Inilah juga yang dilakukan oleh Umat Gereja Santa Clara, Paroki Bekasi Utara pada pengujung Bulan Mei 2024. Mereka menutup bulan Istimewa tersebut dengan melakukan “Doa Rosario Bersama” dan Misa Kudus pada tanggal 31 di Plaza Maria, gereja setempat.

Setelah pemberkatan bunga-bunga untuk Bunda Maria, umat bersama para imam dan petugas liturgi lainnya berjalan bersama dari basement menuju Plaza Maria di pelataran gereja di lantai dua.

Tampak empat orang Prodiakon berjubah putih, menandu Patung Bunda Maria berjalan di depan diikuti para imam, para petugas liturgi dan umat yang mengular dengan lilin bernyala di tangan sambil mendaraskan Doa Salam Maria.

Perarakan berjalan penuh khidmat dan menimbulkan suasana haru nan romantis.

Di Plaza Maria, tiga orang imam, yakni Pastor Kaprilus Sitepu OFM Cap, Pastor Masseo Sitepu OFM Cap dan Pastor Monald Banjarnahor OFM Cap mempersembahkan Misa Kudus.

Patung Bunda Maria diarak dalam perarakan ke Plaza Maria.

Dalam khotbahnya, selain mengingatkan umatnya bahwa menutup Bulan Maria tidak berarti berhenti berdoa Rosario Bersama Bunda Maria, Romo Kapri juga menyampaikan tiga hal yang perlu dilakukan umatnya berdasarkan refleksinya dari bacaan Injil tentang kunjungan Bunda Maria kepada Elisabeth saudaranya.

Pertama, mengunjungi saudari-saudara yang membutuhkan perhatian. “Kita diajak untuk meninggalkan zona nyaman dengan mendatangi saudari saudara kita yang membutuhkan perhatian. Tidak harus melalui perjumpaan fisik, tapi bisa melalui doa. Perjumpaan dalam dan melalui doa itu penting. Kita memberi waktu, hati untuk mendoakan mereka,” kata imam muda ini.

Kedua, membawa sukacita dan keselamatan bagi banyak orang. “Upayakan, ketika orang berjumpa dengan kita, mereka merasakan kegembiraan, sukacita dan keselamatan. Dan perjumpaan kita dengan orang lain itu membuat orang itu aman, nyaman, bukan mencurigai,” tambah imam asal Tanah Karo, Sumatera Utara ini.

Ketiga, Romo Kapri mengingatkan, “Dalam perjumpaan dengan orang lain, kita tidak perlu menunjukkan siapa kita, tapi tunjukkanlah Tuhan yang berkarya melalui diri kita.”

“Mari kita teruskan kebersamaan yang telah kita bina selama Bulan Maria ini melalui doa-doa bersama kita, untuk kehidupan kita bersama orang-orang lain yang kita jumpai,” pungkas Pastor Kapri. (tD/1)

Related Post