Hugo Kalembu politisi senior Partai Golkar NTT, kembali turun ke akar rumput untuk mendengar aspirasi warga.
Anggota DPRD Provinsi NTT yang sekaligus sebagai ketua Fraksi Partai Golkar DPRD ini melakukan kunjungan di Desa Pero, Kecamatan Wewewa Barat pada Senin 24/4/2024.
Hugo didampingi oleh Ketua DPD II Partai Golkar SBD, Antonius Umbu Zasa, Moses Gedha Bokol, dan Bene Dalupe, Ketua Ormas MKGR-SBD.
Hugo dan rombongan disambut hangat oleh tuan rumah Eman Dapa Loka dan warga yang telah menunggu sejak pagi.
Sejumlah warga menyampaikan aspirasi kepada Hugo.
Agus Ngongo Rato, pendiri yayasan pendidikan Deo Gloriam menyampaikan kebutuhan sarana prasana SMK yang dipimpinnya di Desa Langga Lete Wewewa Barat.
Sementara itu Ibu Marselina Katoda sebagai guru honorer mengeluhkan kesejahteraan guru honorer yang sangat memprihatinkan.
Sementara itu Gabriel Tara Tailo menyesalkan kapasitas anggota dewan yang banyak terpilih tetapi tidak memiliki kapasitas yang mumpuni.
“Anggota Dewan banyak yang hanya 5 D, datang, duduk, diam, dengar diam, duit. Masyarakat juga tidak melihat visi misi calon anggota dewan, tetapi terpengaruh dengan politik uang,” tutur Gabriel.
Hugo Kalembu yang tak pernah lupa memberi edukasi politik kepada warga, mengingatkan kembali peran penting pemilu sebagai sarana pemberian kuasa rakyat kepada wakilnya.
“Saya menyambut baik aspirasi bapak-ibu. Yang mesti kita ingat, pemilu itu moment politik paling mahal. Momen kita mengutus orang terbaik untuk memperjuangkan aspirasi kita. Pilihlah orang yang dianggap mampu memperjuangkan aspirasi kita. Dia yang punya otak, punya hati dan ringan tangan menolong,” jelas Hugo.
Terpanggil Karena Cinta
Pada kesempatan yang sama Emanuel Dapa Loka selaku tuan rumah berterima kasih atas kehadiran Hugo Kalembu dan rombongan.
Eman, atau yang kerap dipanggil EDLÂ menyampaikan isi hatinya di tengah keluarga.
Eman yang berprofesi sebagai wartawan senior di Jakarta tersebut memutuskan untuk pulang kampung dan maju sebagai calon anggota legislatif Kabupaten SBD mewakili daerah pemilihan 3, meliputi Kecamatan Wewewa Barat dan Wewewa Selatan.
“Pertama, saya pulang ke kampung sebagai betuk kecintaan saya akan kampung halaman Pero. Kedua, keinginan saya untuk sedapat mungkin memberi perhatian pada kampung ini. Sebagai contoh dan ini komitmen saya, ada 34 orang anak yang saya berikan beasiswa setiap bulan. Jadi kalau ditanya, mengapa saya pulang, semata-mata karena cinta; cinta kepada kampung ini dan cinta kepada Bapa Mama sekalian,” tutur Eman penuh terharu.
Di tengah kesibukannya sebagai penulis, Eman kini aktif turun ke lapangan untuk bersilahturahmi dengan keluarga. (Bene)