Sat. Jul 27th, 2024

JE Sahetapy, “Pahlawan” Kebenaran Hukum dan Moralitas Politik

Mendiang JE Sahetapy/detik.com

Simply da Flores, Alumnus STF Driyarkara, Direktur Ya-Harmoni

TEMPUSDEI.ID (23 SEPTEMBER 2021)

Ada prosedur tertentu yang negara harus dilewati untuk memberikan gelar “pahlawan” kepada seseorang. Namun kata pahlawan pada judul tersebut sebentuk ungkapan terima kasih dan bangga saya kepada Almarhum Prof. Dr. Jacob Elfianus Sahetapy, SH. MA. JE Sahetapy (JES) adalah pribadi yang pantas dihormati atas dedikasi, keberanian, komitmen dan teladan hidupnya dalam menegakkan “Kebenaran Hukum dan Moralitas Politik”, bagi bangsa dan Negara Republik Indonesia tercinta.

Testimoni berbagai pihak, baik yang terlibat langsung dalam kehidupan bersama, maupun mengenal melalui publikasi media massa menyebutkan bahwa JES adalah pribadi yang jujur, bicara benar dan tegas, berani melawan perilaku dan sistem yang jahat – tidak adil, mengkritik dengan lantang praktik moralitas pejabat negara yang bejat dan gila. Dia juga mengaplikasikan ilmunya di bidang hukum dan politik secara benar dan konsisten. JES berani menegur dengan lantang tanpa diplomasi, langsung kepada pihak yang diketahuinya melanggar hukum serta melakukan tindakan amoral dalam politik di negara ini. Kesaksian terhadap sosoknya, dicatat dengan deretan tugas kepercayaan di bidang pendidikan, dalam negeri maupun di luar negeri. Juga tugas kepercayaan di bidang politik sebagai wakil rakyat di DPR RI, maupun berbagai lembaga negara yang berkaitan dengan bidang Hukum.

Menurut saya,  keistimewaan JES adalah keahliannya dalam bidang hukum dan mengamalkan ilmu hukum tersebut melalui tugasnya di bidang pendidikan serta advokasi kebijakan hukum dalam berbagai kesempatan dan tugas publik lainnya. Ilmu politik yang dimilikinya juga dia amalkan dalam mengemban tugas kepercayaan yang diberikan,  secara maksimal, berani, tegas penuh komitmen, lantang pantang mundur, atas nama kebenaran dan keadilan, demi tegaknya nilai hakiki kemanusian yang beradab serta kebaikan bersama; sebagai bangsa manusia dan warga negara.

Patriotisme dan nasionalismenya tampak dalam mendidik dan memperjuangkan tegaknya kebenaran hukum dan moralitas politik, sampai akhir hayat. Juga dalam kebenaran dan keadilan hukum serta perilaku beradab – bermoralnya para pejabat dalam politik bangsa negara Indonesia. JES paling lantang bersuara dan melawan praktik korupsi dan ketidakadilan para pejabat, termasuk berbagai produk hukum yang diyakininya tidak benar, atau dimanipulasi untuk melanggengkan penyalahgunaan kewenangan oleh para pejabat negara. Misalnya, mafia peradilan, perilaku kotor para penegak hukum dan sindikat migas – BBM.

Untuk kebijakan hukum dan politik negara ini, pada saat menjadi wakil rakyat maupun sebagai dewan pakar di DPR dan berbagai lembaga negara lainnya, JES menyumbangkan ilmu dan patrotismenya dalam berbagai karya akademis maupun lisan dalam pembahasan. Akan tetapi, kebenaran dan moralitas yang diperjuangkan, sering kali diabaikan oleh suara mayoritas yang mendukung kepentingan praktis; yang pada gilirannya menghasilkan praktik mafia hukum, budaya korupsi, dan berbagai ketidakadilan yang mendera rakyat bangsa ini.

Salah satu ungkapan lantangnya, di Indonesia Lawyers Club – ILC, di hadapan mayoritas advokat dan politisi, dan  ditonton jutaan pemirsa. Menurut JES, banyak advokat, penegak hukum dan pejabat politik bicara tidak jujur, bertindak melawan hukum, berperilaku tidak bermoral; sehingga “mulutnya bau busuk”. Suatu keberanian mengatakan sikap dan komitmen pada  kebenaran hukum dan moralitas politik, di depan publik dengan penuh keyakinan dan lantang, bahkan menyebut contoh kasus, di mana orangnya juga hadir di tempat acara itu, sambil menunjuk kepada yang bersangkutan. JES bukan “pecundang”.

JES itu sosok pendidik bangsa, ilmuwan yang berkualitas dan berkomitmen mengamalkan ilmunya dalam perjuangan di setiap tugas kepercayaan serta kesempatan. Inilah yang pantas dihaturi terima kasih, dikagumi, diteladani dan bahkan karena itu, ia layak anugerahi penghargaan sebagai pahlawan oleh Negara.

Berlian bangsa itu telah purna tugas, dan sepatutnya bangsa ini sangat berbangga, lalu harus melanjutkan perjuangannya dan teladannya; khusus dalam menegakkan kebenaran dan keadilan hukum serta moralitas politik pejabat negara. Semua keutamaan hidup JES; teladan hidup, komitemen dan keberaniannya dalam amal ilmunya di bidang hukum dan politik, adalah wujud patriotisme dan nasionalismenya bagi bangsa dan NKRI.

Putra Saparua – Maluku ini memiliki karakter kuat, kepribadian matang dan spiritualitas iman yang kokoh. Hemat  saya, dia belajar, paham dengan ilmunya dan melakukan kalimat suci yang biasa tertulis dalam lembaran keputusan hukum NKRI; “Keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Termasuk sumpah jabatan seluruh pejabat negara, yakni tangan di atas Kitab Suci sesuai agamanya, lalu bersumpah atas nama Tuhan Yang Maha Esa, untuk mengemban tugas jabatan mereka. Prinsip, spirit iman dan komitmen itulah yang dilakukan JES hingga akhir hayatnya.

Terima kasih Sang Pahlawan, semoga berlianmu menjadi harta kebanggaan bangsa, tanaman perjuanganmu tumbuh berbuah, dan generasi kami meneladani serta ikut melakukan, demi kebenaran dan keadilan hukum, berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Kiranya terlahir pejabat negara bermoralitas politik, dengan menegakkan hukum berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, serta dijiwai Pancasila semuanya.

Dari alam surgamu, doakan kemajuan dan kejayaan bangsa dan negara Indnesia, karena beradab dan bermoral, berdasarakan iman kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, membangun bangsa dan negara mencapai cita-cita Proklamasi Indonesia. Sang Pahlawan, berisitirahatlah dalam damai. Requiescat In Pace.

Related Post

Leave a Reply