Wed. Oct 9th, 2024

Yesus Raja Sederhana dan Rendah Hati Masuk Yerusalem

Pater Remmy Sila, CSsR

 

Perayaan Minggu Palma sebelum pandemi.

Oleh Pater Remmy Sila, CSsR, Superior Komunitas Samoa, Provinsi Redemptoris Oceania

TEMPUSDEI.ID (27 MARET 2021)

Pada Hari Minggu Palma kita merayakan masuknya Yesus ke Yerusalem dengan penuh kemenangan dan disambut dengan sorak gembira. Dia disambut dengan penuh antusias oleh kalayak ramai karena Dia adalah Raja bagi surga dan bumi. Maka masuknya Yesus ke kotaYerusalem ini secara simbolik untuk memenuhi nubuat nabi Yesaya: “Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takthta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya” (Yes 9: 6).

Bacaan pertama dan kedua pada hari  ini mewartakan kepada kita tentang penderitaan hamba Tuhan,  Anak Allah dan Juruselamat kita yang rendah hati. Bacaan pertama dari Yesaya 50: 4-7, mewartakan nyanyian hamba Tuhan yang menderita dengan rela tanpa perlawanan. Sementara melalui suratnya kepada Jemaat di Filipi, Santo Paulus juga mengingatkan kita bahwa Kristus: “Walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Flp 2: 6-8).

Dengan rendah hati, Yesus, Sang Hamba Tuhan menerima semua penganiayaan yang ditimpakan kepada diri-Nya untuk menyelamatkan kita. Yesus rela mempersembahkan diri dan kehilangan nyawa-Nya untuk memenangkan hidup bagi kita. Maka, apa yang penting untuk kita pelajari dari Yesus pada hari ini? Kita membutuhkan banyak kesabaran dan kerendahan hati untuk bertahan dan berhasil dalam ujian hidup. Kita juga belajar bahwa penderitaan adalah bagian dari hidup dan bukannya kutukan. Namun hanya mereka yang siap berjuang dan bertahan, tabah, sabar dan rendah hati sampai akhir yang akan menang dalam ujian hidup.

Perayaan hari ini juga penuh dengan simbol iman sebagaimana dikisahkan oleh penginjil Markus dalam upacara pembukaan sebelum perarakan. Beberapa simbol penting pada hari ini adalah daun palma, keledai dan massa atau orang banyak.

Daun Palma melambangkan kerajaan Kristus dan pemerintahan damai-Nya. Keledai adalah simbol kerendahan hati Kristus Raja seperti yang digambarkan dalam bacaan pertama dan kedua. Meskipun sesungguh-Nya Yesus adalah Raja Semesta Alam, tetapi Dia memilih untuk menunggangi hewan yang paling rendah dan terlemah, yaitu keledai. Hal ini bertentangan dengan apa yang sering dipamerkan oleh para penguasa dan pemimpin dunia yang suka hidup mewah sementara rakyatnya hidup dalam kemiskinan tak tertanggungkan. Melalui tindakan-Nya ini, Yesus tidak hanya menunjukkan kerendahan hati-Nya, tetapi juga menunjukkan semangat solidaritas-Nya dengan kaum miskin dan lemah.

Oleh karena itu, perarakan kita hari ini mengandung dua alasan. Pertama, untuk menghormati Kristus sebagai Raja ketika Ia memasuki kota kerajaan untuk menduduki tahta-Nya. Inilah alasan kita semua bernyanyi dengan girang: “Hosanna, hosanna, hosanna bagi putera Daud, diberkatilah dia yang datang atas nama Tuhan.” Kedua, untuk mengungkapkan solidaritas kita dengan Yesus ketika Dia memulai perjalanan tersulit-Nya yang pada akhirnya akan mendatangkan keselamatan bagi kita. Oleh karena itu, ketika kita menyanyikan hosanna hari ini, kita pun hendaknya memohon rahmat Tuhan untuk memampukan kita tetap setia kepada-Nya sampai akhir.

Kita pun hendaknya belajar dari kisah sedih pengkhianatan  orang-orang yang menyanyikan “hosanna” ketika Yesus memasuki Yerusalem, dan mereka juga adalah orang yang sama yang berteriak dengan penuh kebencian: “Salibkan dia, salibkan dia” pada hari hari Jumat Agung.

Sikap mereka ini sebenarnya mencerminkan sikap kita juga dalam menjalani hidup. Semuanya ini mencerminkan yang sering kita lakukan dalam hubungan kita dengan Yesus dan juga dengan sesama kita. Hari ini kita bersama Kristus, besok kita melawan Dia. Kristus adalah sahabat setia kita ketika kita berada dalam kesulitan, tetapi menjadi musuh kita ketika kita hidup dalam kesenangan duniawi. Hari ini saya adalah sahabat baik bagi Anda dan besok kita adalah musuh bebuyutan.

Oleh karena itu, marilah kita senantiasa memohonkan rahmat dari Tuhan agar kita tetap teguh dan setia kepada Yesus dan sesama kita dalam perjuangan jatuh bangun  sepanjang hidup kita. Ketika kita menunjukkan solidaritas kita kepada Yesus pada hari ini, marilah kita memperluasnya kepada sesama kita terutama mereka yang miskin dan lemah karena dalam diri merekalah Kristus hadir sebagai Hamba yang menderita sekaligus sebagai Raja yang sederhana dan rendah hati. Pada-Nyalah kasih setia dan penebusan yang berlimpah.

Selamat hari Minggu Palma. Tuhan memberkati kita semua.

Related Post

Leave a Reply