Tue. Oct 15th, 2024
Totok Prayitno
Tak ada rencana peleburan.

Jakarta, TEMPUSDEI.ID – Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Kabalitbangbuk) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Totok Suprayitno menegaskan, tidak ada rencana peleburan mata Pelajaran Agama dengan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) seperti informasi yang beredar di publik. Kemendikbud memang terus melakukan kajian terkait penyederhanaan kurikulum, tetapi belum ada keputusan apapun.   “Bahan diskusi terakhir yang disampaikan ke saya adalah susunan kelompok mata pelajaran tidak digabung seperti itu, tetapi tetap berdiri sendiri seperti yang berlaku saat ini,” tegas Totok Suprayitno di Jakarta, Kamis (18/06).

Sebelumnya, beredar informasi di media sosial terkait materi diskusi mengenai penyederhanaan kurikulum. Berdasarkan informasi yang juga beredar di beberapa grup percakapan daring tersebut, tampak sebuah paparan usulan peleburan mata pelajaran Agama kelas 1-3 Sekolah Dasar. “Yang diramaikan itu adalah bahan diskusi awal internal di antara tim kerja kurikulum. Diskusi masih terus berlangsung dan saat ini belum ada keputusan apa pun dari kementerian,” tegas Totok.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Plt. PAUD Dikdasmen) Hamid Muhammad juga menegaskan bahwa sampai saat ini tidak ada rencana Kemendikbud melakukan penyederhanaan kurikulum dengan peleburan mata pelajaran Agama.

Menurutnya, pembahasan penyederhanaan kurikulum oleh Ditjen PAUD Dikdasmen, Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan, serta Pusat Kurikulum dan Perbukuan dilakukan agar pembelajaran berjalan lebih efektif. “Pusat Kurikulum menyiapkan penyederhanaan kurikulum yang disertai penyusunan berbagai modul pendukungnya,” pungkas Hamid.

Rasnius Pasaribu, anggota DPRD Kota Bekasi

Anggota DPRD Kota Bekasi Rasnius Pasaribu menyampaikan terima kasih atas klarifikasi dari Kemendikbud. “Tapi baiklah, kalau sempat ada yang berpikir untuk menggabungkan, mohon pertimbangkan secara cermat dan melibatkan berbagai pihak yang berkompeten agar nanti tidak menimbulkan salah paham atau salah persepsi,” kata Rasnius.

Rasnius menilai, materi yang sudah ada, sudah bagus. “Yang diperlukan justru semangat baru untuk menjalankan. Kita memerlukan daya dan semangat baru yang benar dan konsisten. Kalau itu ada, kita masih bisa jalan dengan baik,” ujarnya menjawab TEMPUSDEI.ID. (tD)

Related Post

Leave a Reply