
VATIKAN-Dalam pidato pertamanya di hadapan media internasional pada hari Senin, Paus Leo XIV mengucapkan terima kasih kepada para jurnalis atas pengabdian mereka kepada kebenaran dan atas penyampaian perdamaian di masa-masa sulit.
“Kita hidup di masa yang sulit untuk dilalui dan diceritakan kembali. Masa-masa ini menghadirkan tantangan bagi kita semua, tetapi kita tidak boleh menghindarinya,” kata Leo di Aula Audiensi Paus Paulus VI pada tanggal 12 Mei.
“Sebaliknya, masa-masa ini menuntut agar kita masing-masing, dalam peran dan pengabdian kita yang berbeda, tidak pernah menyerah pada hal-hal yang biasa-biasa saja,” tambahnya.
“Terima kasih, sahabat-sahabat terkasih, atas pengabdian Anda kepada kebenaran,” katanya, yang juga menggarisbawahi pentingnya menjaga kebebasan berbicara dan kebebasan pers.
Sebelum menyampaikan pidato yang telah dipersiapkan dalam bahasa Italia, paus baru itu berbicara dalam bahasa Inggris, mengucapkan terima kasih kepada semua orang atas sambutan hangat dan tepuk tangan.
Kata Leo, “Gereja harus menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh zaman. Dengan cara yang sama, komunikasi dan jurnalisme tidak ada di luar waktu dan sejarah. Santo Agustinus mengingatkan hal ini ketika ia berkata, ‘Marilah kita hidup dengan baik, dan zaman akan menjadi baik. Kita adalah zaman’ (Wacana 311).”
Ia juga menekankan peran penting komunikasi untuk mempromosikan perdamaian.
“Dalam Khotbah di Bukit, Yesus menyatakan: Berbahagialah orang yang membawa damai (Mat 5:9),” kutip Paus Leo.
“Ini adalah sabda bahagia yang menantang kita semua, tetapi khususnya relevan bagi Anda, yang menyerukan setiap orang dari Anda untuk mengupayakan komunikasi yang berbeda, komunikasi yang tidak mencari konsensus dengan cara apa pun, tidak menggunakan kata-kata agresif, tidak mengikuti budaya persaingan, dan tidak pernah memisahkan pencarian kebenaran dari kasih yang harus kita cari dengan rendah hati,” kata Leo.
Perdamaian, lanjutnya, dimulai dari cara masing-masing dalam memandang, mendengarkan, dan berbicara tentang orang lain.
Dalam pengertian ini lanjutnya, cara berkomunikasi menjadi sangat penting. ”Kita harus mengatakan ‘tidak’ kepada perang kata-kata dan gambar, kita harus menolak paradigma perang,” katanya.
Menurut Paus, salah satu tantangan terpenting bagi media saat ini adalah mempromosikan komunikasi yang menjauh dari kebingungan “Menara Babel” dan bahasa tanpa kasih yang sering kali bersifat ideologis atau partisan.”
“Pelayanan Anda, dengan kata-kata yang Anda gunakan dan gaya yang Anda adopsi, sangat penting,” tegasnya.
“Seperti yang Anda ketahui, komunikasi bukan hanya penyampaian informasi, tetapi juga penciptaan budaya, lingkungan manusia dan digital yang menjadi ruang untuk dialog dan diskusi. Dalam melihat bagaimana teknologi berkembang, misi ini menjadi semakin penting.”
Paus menyebutkan secara khusus tanggung jawab dan kebijaksanaan yang dibutuhkan dalam penggunaan kecerdasan buatan — tanggung jawab yang melibatkan setiap orang sesuai dengan usianya.
Mengenai topik kebenaran, Leo XIV menegaskan kembali solidaritas Gereja dengan para jurnalis yang telah dipenjara karena berusaha melaporkan kebenaran dan memohon pembebasan mereka.
“Gereja mengakui dalam kesaksian-kesaksian ini — saya memikirkan mereka yang melaporkan perang bahkan dengan mengorbankan nyawa mereka — keberanian mereka yang membela martabat, keadilan, dan hak orang untuk mendapatkan informasi, karena hanya individu yang terinformasi yang dapat membuat pilihan bebas,” katanya.
“Penderitaan para jurnalis yang dipenjara ini menantang hati nurani bangsa-bangsa dan masyarakat internasional, menyerukan kepada kita semua untuk menjaga anugerah kebebasan berbicara dan pers yang berharga,” pungkasnya. (Sumber: tD/Catholicnewsagency.com)
