
PEMATANGSIANTAR – Marilah kita, seluruh umat beriman mendoakan para seminaris dengan tekun, menjadi keluarga yang mendorong dan menumbuhkan panggilan, memberi dukungan moral dan finansial kepada pendidikan calon imam, dan menjadi teladan hidup kristiani yang otentik dan penuh harapan.
Ajakan tersebut disampaikan Uskup Agung Medan Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap pada Misa Dies Natalis ke-75 Seminari Menengah Christus Sacerdos Pematangsiantar pada 6 September 2025 di gedung seminari, di Jalan Farel Pasaribu, Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Siantar Marihat, Kota Pematangsiantar, Sumatra Utara.
Dalam Misa yang dihadiri ribuan umat Katolik, tokoh gerejawi, dan pejabat pemerintah Uskup Kornelius berkata, “Kita dipanggil untuk menjaga agar seminari tetap kudus dan menjalankan bisikan Yesus, ikutilah aku.”
Uskup asal Saribudolok ini juga meminta agar rasa syukur tidak hanya dalam liturgi maupun hiburan, tapi juga dalam komitmen bersama untuk menjadi bagian dari ”rumah panggilan” bernama Seminari Menengah Christus Sacerdos tersebut yang telah melahirkan 6.500 alumni yang kini berkarya di berbagai belahan dunia.
Sementara Rektor Seminari Menengah Christus Sacerdos, Pastor John Rufinus Saragih, OFMCap., melaporkan bahwa SMCS saat ini memiliki staf dan pengajar yang cukup memadai.
Pada tahun ajaran 2024-2025, staf terdiri dari tujuh imam, dua frater Tahun Orientasi Pastoral (TOP), 18 guru/pegawai di sekolah, dan 12 orang karyawan rumah dan dapur (termasuk 3 suster). Jumlah siswa saat ini sebanyak 236 orang.
Pastor John menegaskan, pendidikan di seminari bukan sekadar menambah ilmu, tetapi juga membentuk pribadi yang sehat dan utuh.
“Kami mengadakan seminar, kunjungan ke paroki, serta psikotes bagi siswa. Pendidikan di sini adalah pendidikan khusus untuk membentuk calon imam yang siap melayani,” ujarnya.
Ketua Alumni (CMVE), Mangadar Situmorang, menyebut Jubileum 75 tahun ini sebagai momentum refleksi dan peneguhan misi.
“Perayaan ini adalah selebrasi dua hal yaitu, apresiasi atas pencapaian dan ekspektasi untuk masa depan yang lebih baik,” ujar mantan rektor Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) Bandung ini.
Sambungnya, meski tidak semua alumninya menjadi imam, karya para lulusan seminari di berbagai profesi telah memberi dampak positif bagi bangsa.
Rangkaian Kegiatan

Pastor John menambahkan bahwa kegiatan di SMCS sepanjang tahun 2025 ini cukup intens, seperti test IQ untuk semua siswa, seminar public speaking dan leadership yang dibawakan oleh narasumber yang andal.
Di samping itu, diadakan juga pertandingan futsal antar-SMP swasta sekota Pematangsiantar-Simalungun, lomba paduan suara dan lukis poster buat Sekami remaja.
”Banyaknya kegiatan ini diharapkan ada yang terpanggil di antara peserta lomba nantinya untuk menjadi calon imam,” ungkap Pastor John.
Selain itu, telah dibentuk tim Musica Sacra 32 siswa yang telah mengadakan konser musik liturgi pada 1 Juni 2025 di aula Methodis Wesley, Medan, dan 23 Juni 2025 di aula RRI, Jakarta (yang bergabung dengan Seminari St. Paulus Palembang dan Seminari Wacana Bhakti Jakarta).
Selain pembinaan karekter dan kepribadian siswa, juga diadakan rehabilitasi fisik gedung. Seluruh dinding dan genteng di gedung pastoran, kapel, susteran, domus, dan sekolah dicat kembali dengan warna yang asri.
”Terima kasih kepada Bapak Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung, Komisi Seminari, para alumni, serta donatur yang terus mendukung kegiatan sebelumnya dan sepanjang tahun Jubileum 2025 ini,” katanya.
Ketua Panitia, Herbinus Sihotang, memaparkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama kurun waktu sembilan bulan mulai dari persiapan sampai pada puncak perayaan Jubileum ke-75 SMCS. Di antaranya, renovasi gedung SMCS, bakti sosial di lima paroki (lima kabupaten/kota di Sumatera Utara), seminar berkelanjutan, dan pembinaan SDM siswa.
“Selain itu, sebagai bentuk komitmen terhadap kelestarian hayati Danau Toba, seminari menebar 5.000 bibit ikan mas di Pantai Tanda Rabun, Samosir. Kegiatan ini tidak hanya menyuarakan pentingnya pelestarian lingkungan tetapi juga memperkuat hubungan antara seminari dengan masyarakat sekitar,” kata Herbinus.
Ia menambahkan, turnamen golf juga diselenggarakan dalam rangka pengumpulan dana donasi untuk mendukung kegiatan seminari. Acara ini diikuti oleh para alumni dan simpatisan yang memiliki kepedulian terhadap masa depan pendidikan calon imam di Indonesia.
Kegiatan fun walk yang diikuti oleh 1.500 peserta juga menjadi bagian dari rangkaian perayaan. Acara ini berlangsung di kota Pematangsiantar dan mencerminkan semangat kebersamaan serta kesehatan yang sejalan dengan nilai-nilai yang ditanamkan seminari.
Pada puncak perayaan, diluncurkan secara resmi Buku Kenangan 75 Tahun berjudul “Ad Altiora: Peziarah 75 Tahun Seminari Menengah Christus Sacerdos Pematangsiantar 1950-2025”.
Febry Silaban selaku Koordinator Media sekaligus penyusun buku tersebut menyampaikan bahwa buku “Ad Altiora” ini memuat sejarah panjang seminari sejak didirikan di Padang pada tahun 1950 hingga berpindah ke Pematangsiantar pada tahun 1953.
“Selain menyajikan arsip foto dan dokumen bersejarah, buku ini juga mencantumkan daftar 6.500 alumni yang pernah menimba ilmu di seminari. Dari jumlah tersebut, telah lahir 7 uskup, 331 imam, dan ribuan umat awam Katolik yang berperan aktif dalam gereja dan Masyarakat,” kata Febry.
Perayaan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh terkemuka, termasuk Uskup Agung Medan Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap., anggota DPR RI, Rapidin Simbolon, Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama, Suparman Sirait, Rektor Seminari Menengah Pematangsiantar, RP John Rufinus Saragih OFM Cap, Wakil Ketua DPRD Pematang Siantar, Daud Simanjuntak, tokoh masyarakat Sumatera Utara, Parlindungan Purba, serta ratusan imam, alumni, dan umat Katolik.
Selain itu, acara ini juga menampilkan artis ibukota Maria Calista Pasaribu, jawara Mamamia. (tD/FS)
