Thu. Jul 31st, 2025

Setidaknya 31 anak muda yang sedang adorasi Ekaristi tewas pada Minggu malam (27/7/25)dalam sebuah serangan terhadap sebuah Gereja Katolik di Komanda, sebuah kota di Provinsi Ituri, Republik Demokratik Kongo.

Para pejabat setempat mengatakan kelompok bersenjata yang bertanggung jawab adalah Pasukan Demokratik Sekutu (ADF), afiliasi ISIS yang beroperasi di Afrika Tengah.

Serangan itu terjadi saat sebuah acara berjaga semalam suntuk, yang melibatkan anak-anak dan remaja. Kelompok tersebut sedang berkumpul di gereja untuk adorasi semalam suntuk ketika para pria bersenjata masuk, dilaporkan bersenjatakan senapan dan parang.

Para saksi mata dan otoritas setempat menggambarkan suasana yang kacau dan dahsyat. Toko-toko dan rumah-rumah di dekat gereja juga dijarah dan dibakar. Beberapa korban ditembak, sementara yang lainnya dibakar.

“Lebih dari 21 orang ditembak mati di dalam dan di luar [gereja] dan kami telah mencatat setidaknya tiga jenazah hangus,” ujar Dieudonné Duranthabo, koordinator masyarakat sipil setempat, kepada Associated Press. “Namun, pencarian masih berlanjut.”

Pastor Aime Lokana Dhego, seorang pastor di Komanda, mengatakan kepada Agence France-Presse bahwa jumlah korban tewas termasuk “setidaknya 31 anggota gerakan ’Perang Salib Ekaristi’, dengan enam orang luka parah.”

Ia juga melaporkan bahwa beberapa anak muda diculik selama serangan itu, dan keberadaan mereka masih belum diketahui.

Martir dalam doa

Laporan Where Peter Is, dalam unggahan singkat oleh Paul Chu dan V. J. Tarantino, merupakan salah satu yang pertama menyoroti pentingnya partisipasi para korban dalam doa Ekaristi.

“Setidaknya 20 orang muda, mungkin lebih, meninggal di sana,” tulis mereka.

Radio Okapi yang didukung PBB menyebutkan jumlah total korban tewas mencapai 43. Namun, militer Kongo baru mengonfirmasi 10 korban tewas hingga Senin sore (28/7). Variasi angka ini mencerminkan kebingungan dan kesulitan memverifikasi informasi di wilayah-wilayah yang sering dipadati kelompok bersenjata dan dengan infrastruktur terbatas.

ADF telah aktif di wilayah tersebut selama lebih dari dua dekade. Awalnya dibentuk di Uganda pada tahun 1990-an. Kelompok ini telah memindahkan basis operasinya ke DRC timur dan kini berafiliasi dengan Provinsi Afrika Tengah milik ISIS.

Pada bulan Februari tahun ini, 70 warga sipil, termasuk perempuan, anak-anak, dan lansia, ditemukan tewas di dalam sebuah gereja Protestan di dekat Lubero, Kivu Utara. Pembantaian tersebut, yang dikaitkan dengan Pasukan Demokratik Sekutu (ADF) yang beraliran Islamis, telah diverifikasi oleh lembaga amal Katolik Aid to the Church in Need (ACN), dan kantor berita Fides.

Konflik di Republik Demokratik Kongo

Menurut BBC Monitoring, hampir 90% dari seluruh operasi ISIS di seluruh dunia kini dilakukan oleh cabang-cabangnya di Afrika.

Komanda, seperti banyak kota di wilayah tersebut, terletak di zona kaya mineral yang telah lama diperebutkan oleh kelompok-kelompok bersenjata. Meskipun pasukan Kongo dan Uganda terus berupaya membasmi ADF, serangan terhadap warga sipil terus berlanjut tanpa peringatan atau pola yang jelas. (Sumber: Aleteia)

Related Post