Mon. Nov 11th, 2024

Tema Iklan Sidomuncul: Tanpa Memaafkan Tidak Ada Masa Depan, Bintangnya Catherine Pandjaitan

Irwan Hidayat dan Catherine Pandjaitan

Ketika Nelson Mandela keluar dari penjara setelah didekamkan dalam penjara oleh lawan politiknya selama 27 tahun, orang mengira dia akan melakukan aksi balas dendam terhadap orang-orang yang memenjarakannya, juga kepada sipir yang menyiksa bahkan mengencingi mulutnya.

Tapi Ternyata? Nelson meninggalkan penjara dengan tidak memelihara amarah, apalagi dendam. Dari situ ia terkenal dengan ungkapan To Forgive not to forget yang berarti “Memaafkan tidak berarti melupakan”.

Pada suatu kesempatan setelah terpilih menjadi Presiden Afrika Selatan (1994-1999), Nelson Mandela melihat di sebuah restoran, sipir yang pernah mengencinginya, sadang menunggu makanannya. Mandela menyuruh pengawal mengajaknya makan semeja dengan dirinya.

Sontak, wajah sipir itu berkeringat dan tangannya gemetar. Dia tidak sanggup menyantap hidangan yang ada, kecuali hanya sepotong roti dan beberapa tegukan air. Pengawal Mandela pun bingung. Mereka mengira orang itu sakit dan menawarkan untuk membawanya ke Rumah Sakit.

Kata Nelson kepada pengawal, “Dia tidak sakit. Keringat yang keluar dan tangan yang gemetar itu bukan karena dia sakit. Dialah sipir yang dulu menyiksa aku ketika aku dipenjara di ruang isolasi. Pernah ketika aku haus dan meminta air darinya, dia malah mengencingi kepalaku. Jadi dia sedemikian gemetar karena dia takut aku akan membalas apa yang pernah dia perbuat terhadap aku. Tapi aku tidak akan membalasnya. Dendam tidak akan dapat membangun negara, tapi memaafkan selalu menjadi jalan menuju kebangkitan sebuah bangsa.”

Dendam Mengerogoti

Dendam tidak memberikan manfaat, malah menggerogoti atau menghancurkan sang pendendam itu. Hal ini turut disadari oleh Joseph Irwan Hidayat, owner Pabrik Jamu Sidomuncul.

Namun, suami dari Shinta Hidayat ini bukanlah seorang Pastor, Pendeta atau Ustaz yang memiliki mimbar untuk berbicara tentang pengampunan, namun dia merasa terdorong untuk ikut menyampaikan pesan tentang pengampunan tersebut.

Apa mediumnya lalu? Sebagai pengusaha dia ”Harus” membuat iklan untuk mempromosikan produk jamunya bernama Tolak Linu. Dia lalu mencari tokoh yang bisa dan tepat menyampaikan pesan ”Pengampunan” itu.

Pilihannya jatuh pada Catherine Pandjaitan, putri dari Pahlawan Revolusi Donald Izacus Pandjaitan atau D.I Pandjaitan karena sikap pengampunan dalam diri Catherine.

Memaafkan Semua Pelaku

Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mengungkapkan, dirinya tersentuh ketika melihat Catherine Panjaitan menjadi narasumber di sebuah podcast. Dalam tayangan tersebut, Catherine bercerita bahwa ia telah memaafkan seluruh pihak yang terlibat dan pelaku eksekusi yang merenggut nyawa ayahnya pada peristiwa G30S/PKI.

“Saya lihat semangatnya untuk tulus memaafkan. Begitu luas hatinya bisa memaafkan semua pelakunya karena dengan memaafkan hidupnya menjadi damai dan bahagia. Beliau bahkan bisa menjalin hubungan baik dengan keluarga para pelaku pembunuhan ayahnya saat mereka datang untuk minta maaf kepadanya,” ujar Irwan Hidayat di sela-sela pengambilan gambar untuk iklan TVC terbaru produk Tolak Linu di kawasan Cirendeu, Tangerang Selatan, Senin (14/10/2024).

“Semoga tayangan ini akan membuat masyarakat kita tidak gampang membenci dan bisa saling memaafkan. Menurut saya, masa depan itu tidak ada kalau tanpa pengampunan (memaafkan) dan saya rasa pengampunan itu tarafnya lebih dari mencintai. Mencintai tanpa memaafkan menurut saya tidak ada masa depan,” Irwan Hidayat.

Irwan berharap, iklannya dengan bintang Catherine Pandjaitan tidak hanya memberikan keuntungan secara bisnis tapi mampu menyampaikan pesan yang sangat ilahi sekaligus insani tersebut.

“Kini cita-cita saya untuk membuat iklan dengan tema ‘Tanpa Memaafkan Tidak Ada Masa Depan’ dapat terwujud melalui produk Tolak Linu. Semoga iklan ini dapat diterima di hati masyarakat dan menginspirasi masyarakat Indonesia untuk saling memaafkan,” pungkasnya. (tD)

Related Post