Sat. Jul 27th, 2024

Oleh Pater Kimy Ndelo, CSsR

Sebuah pepatah tentang rumah berbunyi demikian: The magic thing about home is that it feels good to leave; and it feels even better to come back. Artinya, hal ajaib tentang rumah adalah bahwa terasa baik untuk meninggalkannya; dan terasa lebih baik lagi untuk kembali.

Dalam arti inilah kita bisa memahami arti pertobatan atau Metanoia sebagaimana dikatakan Yohanes dalam Injil hari ini:

“Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu” (Mrk 1:4).

Hidup dalam dosa bisa saja menawarkan banyak hal yang baik dan sesuai dengan harapan. Hidup dalam dosa bisa memuaskan semua keinginan manusiawi kita. Tetapi itu bukan realitas yang sesungguhnya sebagai anak-anak Tuhan.

Metanoia atau pertobatan bukan sekedar merasa bersalah atas dosa-dosa. Ini sebuah istilah bahasa Yunani, yang berarti perubahan pikiran dan arah hidup. Dalam tradisi Yahudi para nabi menggunakan istilah “tesubah” yang berarti meninggalkan cara hidup dosa dan kembali kepada Allah. Menyembah berhala dengan segala sikap dan tindakan yang terkait dengan itu adalah dosa.

Kedua kata ini, metanoia dan tesubah, dengan demikian berarti “perubahan total arah hidup rohani”. Dan ini tentu mempunyai efek lebih lanjut pada hidup harian atau hidup jasmani.

Pengampunan bagaikan kembali ke rumah bagi bangsa Israel, ke tanah terjanji, ke Yerusalem, setelah melewati hukuman selama 60 tahun di Babilon. Ketika mereka diasingkan dari tempat kelahirannya, dari tempat seluruh sejarah nenek moyang mereka dicatat, mereka menerima itu sebagai hukuman atas dosa-dosa mereka. Itulah baiknya “meninggalkan rumah”.

Tetapi “kembali ke rumah” adalah sebuah kerinduan terdalam; akan terasa jauh lebih baik dan mempunyai nilai yang jauh lebih indah. Mereka kembali bukan sekedar pulang tetapi membangun rumah dan hidup jadi lebih baik lagi.

Analogi yang menarik tentang pertobatan adalah Kepiting. Ketika cangkang-tubuh luar kepiting tidak bisa lagi bertambah besar, sementara tubuh dalam kepiting masih perlu bertambah, maka dia akan meninggalkan cangkang lamanya. Dibutuhkan pelumas yang cukup sehingga proses itu tidak menyakitkan.

Setelah tubuh baru dengan cangkang baru keluar dari cangkang lama, butuh beberapa hari baru cangkang lama mengeras. Ini bagaikan meninggalkan rumah lama dan memasuki rumah baru.

Untuk hidup yang lebih baik, kita perlu meninggalkan “rumah lama” dengan segala kenyamanannya dan memasuki “rumah baru” untuk sebuah hidup baru yang lebih menantang. Zona nyaman memang menyenangkan tapi kita dipanggil bukan untuk tinggal di zona nyaman tapi untuk terus berubah dan menjadi lebih baik lagi.

Salam dari Biara Santo Alfonsus-Konventu Redemptoris Weetebula, Sumba, NTT

Related Post