Sat. Jul 27th, 2024

Pastor Tuan Kopong MSF: Tanteku Seorang Muslimah Sederhana, darinya Aku Belajar Ketulusan

Pastor Tuan Kopong MSF
Pastor Tuang Kopong dan Tantenya.

Apa artinya sebuah gelar sarjana kalau kelakuan tak sepadan dengan ilmu yang dipelajari. Apa hebatnya sebuah gelar kalau hanya untuk sebuah ketenaran dan pujian, lalu rela berbohong dan membohongi orang lain. Tak ada yang dibanggakan ketika pujian yang diberikan hanya karena menjelekkan agama sebelumnya.

Pada Juli 2018 saya cuti. Tante saya yang adalah seorang muslimah dan “hanya” seorang guru SD di salah satu SD Inpres mengunjungi saya, sekalian mengambil oleh-oleh yang saya bawakan khusus untuk dia.

Kami berceritera dan bercanda berdua. Ada juga tangis kesedihan dari Tante ketika ia mulai mengingat Mama saya (kakaknya) yang dipanggil Tuhan pada 03 Maret 2018.

Tante menceritakan kebaikan Mama, sekaligus kebaikan Kakek dan Nenek yang adalah orang tua Tante. Tante kemudian berkata kepada saya, “Nak, meski Mama sudah meninggal dunia, meski kita berbeda agama dan keyakinan, tapi hubungan kekeluargaan kita jangan sampai terpisahkan, ya”.

Mendengar ungkapan Tante, saya mengiyakan. “Iya Tante, tentu semakin erat kekeluargaan kita, karena saya pun bangga menjadi bagian dari keluarga Tante, meski hanya Nenek (mamanya mama) yang Islam. Tapi menjadi bagian keluarga dari Tante dan Om yang adalah Islam, merupakan kebanggaan dan rasa syukur saya kepada Tuhan”.

Tante kemudian melanjutkan, “Nak, jadilah imam hingga akhir hidup. Saya dan Om serta Tantemu yang lain, sangat bangga, bahagia dan bersyukur karena meskipun kami Islam, namun kami bangga memiliki seorang anak, cucu yang jadi pastor. Jangan kecewakan kami. Tante selalu mendoakan dan mendukungmu menjadi seorang imam yang baik dan benar”.

Tante melanjutkan, Tante bangga dan tentu semua Ommu juga demikian, karena bukan lagi apa agamamu, apa agama kami yang harus kita bicarakan, tapi bahwa kehadiranmu sebagai seorang imam tidak hanya menjadi imam bagi umat Katolik, tetapi menjadi imam bagi keluarga kita, keluarga Kakek dan Nenekmu sehingga hubungan kekeluargaan kita tetap erat dan bersatu.

Mengenang dan merenungkan kembali ungkapan bijak tante ini, saya bersyukur memiliki keluarga dan Tante, seorang Islam tanpa gelar apapun, namun menunjukkan kepada saya Islam yang sebenarnya, seorang muslimah soleha yang mewartakan kebaikan ajaran Islam melebihi oknum yang mengaku diri paling hebat dengan segala puja puji, namun mewartakan kebohongan hanya untuk sebuah pengakuan dan ketenaran.

Terimakasih Tante, atas nasihat bijakmu yang membuatku bangga memilikimu, memiliki Kakek dan Nenek serta Om dan Tante yang telah menguatkan dan meneguhkan ziarah panggilan imamatku bahwa aku adalah imam bagimu, bagi om serta kakek dan nenek.

Related Post

Leave a Reply