Tue. Dec 3rd, 2024

Tentang Demokrasi tanpa Nilai, Santo Yohanes Paulus II Kasih Peringatan

Santo Yohanes Paulus II

Di antara semua jenis sistem politik, demokrasi tampaknya menjadi yang paling Kristiani dan paling cocok untuk perkembangan masyarakat manusia.

Meski Santo Yohanes Paulus II memuji banyak hal baik yang dapat dicapai oleh proses demokrasi, ia juga memperingatkan tentang banyak bahayanya. Ia percaya bahwa demokrasi mungkin baik, tetapi tidak sempurna.

Dalam ensikliknya, Centesimus Annus, Santo Yohanes Paulus II memuji proses pemilihan umum yang demokratis.

Katanya, Gereja menghargai sistem demokrasi karena ia memastikan partisipasi warga negara dalam membuat pilihan politik, menjamin kepada yang diperintah kemungkinan untuk memilih dan meminta pertanggungjawaban mereka yang memerintah mereka, dan untuk menggantikan mereka melalui cara-cara damai jika diperlukan.

Namun, ini tidak menjamin masyarakat yang adil dan Kristiani. Santo Yohanes Paulus II menjelaskan bahwa demokrasi sejati perlu menjunjung tinggi martabat pribadi manusia.

Tentang ini, orang kudus dari Krakow, Wadowice, Polandia itu berkata: Demokrasi sejati hanya mungkin terjadi dalam Negara yang diperintah oleh hukum, dan atas dasar konsepsi yang benar tentang pribadi manusia.

Demokrasi sejati mensyaratkan adanya kondisi yang diperlukan untuk kemajuan individu melalui pendidikan dan pembentukan cita-cita sejati, dan “subjektivitas” masyarakat melalui penciptaan struktur partisipasi dan tanggung jawab bersama.

Santo Yohanes Paulus II kemudian memperingatkan apa yang akan terjadi pada negara demokrasi jika tidak diperintah oleh kebenaran objektif.

Ujarnya, harus diperhatikan dalam hal ini bahwa jika tidak ada kebenaran hakiki untuk membimbing dan mengarahkan aktivitas politik, maka ide dan keyakinan dapat dengan mudah dimanipulasi demi alasan kekuasaan.

Seperti yang ditunjukkan oleh sejarah, demokrasi tanpa nilai-nilai dengan mudah berubah menjadi totalitarianisme yang terbuka atau terselubung.

Negara-negara demokrasi perlu berpegang teguh pada kebenaran mendasar tentang keberadaan manusia dan memperlakukan semua orang dengan martabat yang sama.

Jika itu tidak terjadi, kelompok-kelompok politik akan menyerbu dan menggunakan kekuasaan mereka untuk keuntungan pribadi. (Aleteia)

Related Post