Mon. Nov 24th, 2025

Komunitas Sant’Egidio di Roma Selenggarakan Doa Malam untuk Perdamaian di Gaza

Doa Malam di Roma untuk Gaza

Sebuah doa malam bertajuk “Perdamaian untuk Gaza” diselenggarakan di Roma oleh Komunitas Sant’Egidio pada Senin (22/9) malam di Gereja Santa Maria di Trastevere, didukung oleh jaringan luas asosiasi Katolik.

Doa malam ini menyatukan ratusan orang dan menampilkan suara-suara yang mendukung perdamaian dan menentang perang dari Kardinal Gualtiero Bassetti dan Kardinal Pierbattista Pizzaballa.

Ratusan orang berkumpul pada Senin malam untuk doa malam Perdamaian di Gaza, yang diselenggarakan oleh Komunitas Sant’Egidio dan didukung oleh puluhan organisasi Katolik.

Kardinal Gualtiero Bassetti, Uskup Agung Emeritus Perugia-Città della Piavè, dan mantan Presiden Konferensi Episkopal Italia, memimpin doa malam tersebut.

Doa malam ini mencakup doa untuk para sandera, korban perang, dan anak-anak di Gaza, dengan kesaksian dari orang-orang di lapangan, termasuk puisi yang menyentuh dari seorang ibu dari Gaza.

Kardinal Bassetti: Perang dapat dan harus dihentikan

“Perang bukanlah tragedi yang acak,” ujarnya. “Perang dipilih, dikehendaki. Dan perang dapat—dan harus—dihentikan,” tegasnya.

Bassetti berkata, “Setiap pelanggaran hak asasi manusia merupakan akibat dari keputusan-keputusan tertentu. Perang bukanlah takdir—melainkan sebuah pilihan. Dan kita harus memilih secara berbeda.”

Mengutip mendiang Paus Fransiskus dan filsuf Martin Buber, Kardinal Bassetti menekankan dialog dan martabat manusia, mendesak umat beriman untuk tidak pernah mengkhianati kemanusiaan mereka bersama.

Kardinal Pizzaballa: Kekerasan memicu lingkaran setan

Malam itu juga menampilkan suara Patriark Latin Yerusalem, Kardinal Pierbattista Pizzaballa, yang bergabung melalui pesan video dari Tanah Suci, di mana beliau menyatakan “kami patah hati” dan bahwa “dalam 35 tahun, saya belum pernah melihat momen yang begitu gelap.”

Kardinal Pizzaballa mengamati bahwa meskipun “kita telah memberi ruang bagi para ekstremis di kedua belah pihak,” “saya masih percaya pada banyak orang yang berhati lembut, orang-orang yang diam-diam bekerja untuk keadilan dan perdamaian.”

Dengan sentimen ini, Pizzaballa menyerukan kebenaran dan keadilan dengan kasih sayang kepada semua orang, memperingatkan bahwa kekerasan hanya akan memicu lebih banyak kebencian dalam lingkaran setan.

Patriak Latin Yerusalem secara khusus menggarisbawahi, “Ketika bahasa kekerasan gagal, ketika seluruh struktur kekerasan ini runtuh, kita harus siap — untuk menghadirkan kekuatan kelembutan agar semua orang dapat mewarisi, dalam keindahan dan kasih sayang, tanah yang telah Tuhan berikan kepada kita.” (vatican.va)

Related Post